Euro masih tertekan oleh penguatan Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Mata uang Euro telah memperpanjang penurunannya terhadap greenback mendekati dibawah 1.1000, di tengah permintaan terhadap USD yang meningkat. Laporan pekerjaan Swasta dari ADP turut menjadi faktor utama bagi timbulnya tekanan lebih lanjut terhadap mata uang Euro.

Sebelumnya sejumlah data ekonomi Eurozone dirilis dengan hasil yang beragam. Namun angka penjualan ritel di Zona Euro di bulan Desember menunjukkan penurunan lebih dari yang diperkirakan, sehingga menimbulkan pertanyaan bagi para investor terhadap kondisi permintaan domestik di kawasan tersebut.

Pada dasarnya pasar Eurozone masih terpengaruh nada dovish yang disuarakan oleh para petinggi bank sentral Eropa, dan masih mencari petunjuk lebih lanjut terhadap kemungkinan langkah kebijakan kedepan, terutama pasca Brexit. Sejumlah faktor seperti kuatnya Greenback serta Brexit tanpa kesepakatan dagang antara Inggris dengan Uni Erop, telah memberikan tekanan terhadap Poundsterling saat memasuki sesi perdagangan wakru AS. Hal tersebut telah menahan investor untuk tidak menempatkan taruhan bullish agresif dan akhirnya menutup setiap langkah positif lebih lanjut bagi pasangan mata uang GBPUSD.

Sementara itu, para investor tetap khawatir bahwa Inggris mungkin akan keluar dari Uni Eropa pada akhir periode transisi tanpa adanya kesepakatan dagang yang signifikan antara keduanya. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana untuk menunggu beberapa tindak lanjut beli yang kuat sebelum pedagang dapat mulai memposisikan untuk setiap langkah apresiasi jangka pendek bagi Poundsterling.

Mata uang Aussie kembali mencatat kenaikan lebih tinggi saat memasuki sesi perdagangan waktu AS semalam, setelah sehari sebelumnya mencatat kenaikan pasca pernyataan kebijakan RBA. Selain itu berkurangnya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus Corona, yang membebani pemulihan ekonomi Cina, sepertinya mampu memberikan bantuan bagi Aussie sebagai mata uang proxy Cina untuk mempertahankan kenaikannya.

Data PMI Manufaktur dan Layanan Commonwealth Bank naik di atas ambang 50 pada bulan Januari, untuk menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di sektor swasta Austraia meningkat pada bulan Januari. Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Lowe berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga akan menjadi risiko jika mereka tidak melihat kemajuan dalam pengangguran dan inflasi.

Pasangan mata uang UDJPY bergerak naik mendekati level puncaknya dalam dua pekan, di kisaran 109.70 pasca investor menetapkan sejumlah taruhan agresif. Minat beli investor terhadap pasangan mata uang ini berlanjut memasuki sesi ketiganya, di tengah memudarnya permintaan terhadap safe haven Yen sebagai reaksi terhadap laporan perkembangan yang lebih positif terhada wabah virus corona.

Sebuah laporan berita di televisi Cina, mengatakan bahwa tim peneliti di Universitas Zhejiang telah menemukan obat yang efektif untuk mengobati orang yang terjangkit virus tersebut. Hal inilah yang memicu gelombang risk-on global diiringi oleh kenaikan pasar ekuitas, yang pada akhirnya merusak minat terhadap safe haven termasuk mata uang Yen Jepang.