ESANDAR, Jakarta – Pasangan EURUSD terjerembab ke 1.1956 dan menutup sesi Senin di 1.1967 atau lebih rendah 0,62% dibandingkan penutupan sesi Jumat. Penutupan tersebut juga terjadi di bawah target koreksi pertama.
Euro tergelincir sekitar 0,6 persen karena para investor mengambil keuntungan setelah meskipun pasar mata uang naik oleh prospek mata uang tunggal zona euro dengan latar belakang pemulihan ekonomi yang menguat di kawasan tersebut
Pada perdagangan hari ini, secara teknis, EURUSD berpotensi untuk menjajal target koreksi kedua di 1.1947. Jika ditembus target berikutnya adalah 1.1903. Potensi turun hari ini akan tetap terjaga selama resistance yang pagi ini berada di 1.2009 tetap bertahan.
Dengan pasar valuta asing yang memperluas aksi jual Dolar AS dari akhir tahun lalu dan saham-saham Asia merayap menuju puncak tertinggi sepanjang masa, sebagian investor melihat penurunan euro sebagai kesempatan untuk membeli kembali mata uang tunggal tersebut.
Prospek kenaikan suku bunga The Fed sudah dihitung oleh pasar sehingga ketidakpastian pada tema serupa berada di sekitar sikap kebijakan ECB meskipun inflasi masih rendah dan euro yang kuat pasti akan menjadi perhatian para pembuat kebijakan ECB. Perkiraan inflasi untuk bulan Desember di wilayah zona euro berada di 1,4 persen minggu lalu, sedikit lebih rendah dari 1,5 persen di bulan sebelumnya dan jauh di bawah target ECB.
Tekanan inflasi yang tidak memuaskan di Eropa telah diikuti oleh pemulihan ekonomi yang menguat di seluruh benua dan perbaikan di China dan AS, yang memicu Risk Appetite.
Sementara tren ekonomi secara keseluruhan mendukung dolar AS di saat terlihat pemulihan global yang dipimpin oleh Cina dan Eropa dan ada banyak uang tunai yang disiapkan untuk membeli aset Eropa.
Pada hari Jumat data nonfarm payrolls AS menunjukkan penambahan 148.000 pekerjaan pada bulan lalu, di bawah ekspektasi penambahan 190.000 pekerjaan, namun tingkat pengangguran yang tidak berubah bertahan stabil pada titik terendah satu dekade di 4,1 persen menunjukkan pasar pekerjaan AS yang solid.
Euro tergelincir 0,62 persen menjadi $1,1967 setelah naik lebih dari 2 persen selama tiga bulan terakhir. Saat itu, euro berada tidak jauh dari level penting jangka panjang di $1,2092 yang dicetak pada bulan September. Disisi lain, Dolar AS telah memulai tahun 2018 pada posisi defensif, setelah indeks mata uang tersebut turun sekitar 9,9 persen pada tahun 2017, kinerja terlemahnya sejak 2003.
Pemulihan ekonomi global telah mendorong bank sentral negara-negara lain untuk mulai bergerak menuju kebijakan moneter yang lebih ketat dalam beberapa bulan terakhir, membantu meningkatkan nilai mata uang mereka. (Lukman Hqeem)