Esandar Arthamas Berjangka (EAB), sebagai salah satu perusahaan yang bergerak pada layanan jasa keuangan, khususnya di bidang perdagangan berjangka ingin memperkenalkan dan meningkatkan perdagangan komoditi berjangka secara luas. Mengingat selama ini, perdagangan komoditas berjangka masih kalah populer dibandingkan dengan perdagangan.
Sebagai Pialang Berjangka, EAB yang didirikan pada 2004 menurut dan berdasarkan undang-undang Perdagangan Berjangka Komoditas, ingin menjadi pelopor perdagangan komoditas yang menguntungkan. EAB secara aktif berusaha mendorong para stakeholders perdagangan berjangka, untuk lebih menghidupkan perdagangan ini. Terlebih lagi, lewat undang-undang tersebut jelas mengemban amanat untuk mengembangkan komoditas yang dihasilkan para petani Indonesia.
Seperti kita ketahui, pada sebagian besar perusahaan Pialang Berjangka yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebanyak 68 perusahaan, selama ini asyik dengan kontrak-kontrak finansial seperti forex dan index melalui Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Hal ini ditandai dengan data perdagangan, bahwa kontribusi produk komoditas masih di bawah 1% dibandingkan total transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).
Sebagaimana peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan perdagangan berjangka komoditas, EAB juga mendasarkan pada ketentuan lain yakni keputusan Presiden tentang komoditas apa saja yang dapat dijadikan subyek perdagangan komoditas. Keputusan ini menjadi rujukan peraturan teknis lain yang mengatur secara teknis tata cara perdagangan dan kelembagaan yang ada di Bursa Berjangka Komoditas.
Terlebih lagi, Indonesia tercatat sebagai produsen utama sejumlah komoditas primer, baik pertanian maupun hasil-hasil tambang dan mineral. Indonesia dikenal sebagai produsen karet alam dan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terbesar dunia.
Begitu juga dengan komoditas pertanian, tambang, dan mineral lain. Seperti, kopi, kakao, lada, emas, tembaga, bauksit, dan lainnya.Berdasarkan kenyataan tersebut, adalah menjadi semacam ironi bagi negeri ini, bila hingga kini belum memiliki pasar terorganisir (bursa) komoditas yang berpengaruh di dunia. Masyarakat internasional masih menjadikan London sebagai kiblat transaksi dan referensi harga kopi dan kakao, serta Kuala Lumpur untuk karet dan CPO.
EAB yang berkedudukan di Jakarta, berharap pada masyarakat secara luas, khususnya para investor yang berkeinginan untuk bertransaksi di bursa berjangka agar dapat memanfaatkan kesempatan tersebut. Untuk kebutuhan Investasi nasabah, EAB membulatkan tekad dapat memberikan solusi terbaik lewat layanan analisa pasar yang komprehensif, dan kredibel.