Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pasar emas berada dalam “zona bahaya” karena harga bergerak mendekati $1.800 per troy ons. Melonjaknya Dolar AS telah memicu penurunan harga emas pada hari Kamis, dimana harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak bulan Juni telah menyentuh level terendah $1,820,40 per ounce dan terakhir diperdagangkan di $1,822.30, atau turun 1,7% hari ini. Sementara itu, indeks dolar AS melonjak ke tertinggi baru 20 tahun, terakhir di 104,80

Memang harga emas memiliki level support yang kuat di $1.800 per ons, tetapi penembusan di bawahnya dapat menyebabkan aksi jual yang lebih curam. Emas tidak dapat menarik perhatian sampai pergerakan dolar ini berakhir.

Harga emas memang berjuang keras saat ini, diperdagangkan dibawah harga psikologis $1900, bertepatan dengan aksi jual di pasar saham AS. Investor telah beralih ke sentimen risk-off di tengah kekhawatiran seputar kemampuan Federal Reserve untuk melawan inflasi tanpa memicu resesi.

Saat ini, imbal hasil Treasury dan pasar saham sama-sama menurun, yang seharusnya menunjukkan bahwa kita semakin dekat dengan kapitulasi dengan momen de-risiko di Wall Street. Jika emas menembus di bawah level $1.800, penjualan teknis dapat mendukung penurunan menuju $1.750`. Aksi jual pasar yang luas menciptakan kekosongan likuiditas, yang juga telah merugikan emas.

Aksi jual secara substansial telah membebani logam mulia pada saat likuiditas langka. Harga emas saat ini berjuang untuk mempertahankan era pasar bull yang mendefinisikan tren naik di logam mulia di bawah tekanan aliran penjualan ini . The Fed sejuah ini telah mengirim sinyal langkah mereka, yang menjadi kunci karena pasar terus menekan peserta setelah sentimen bearish terbentuk.

Menjelang penutupan perdagangan di hari Kamis, pasar juga mencerna keputusan Senat AS yang mengkonfirmasi Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk masa jabatan keduanya dalam pemungutan suara 80-19. Pemungutan suara menunjukkan dukungan luas untuk Powell setelah Federal Reserve memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Mei, kenaikan tertajam sejak tahun 2000. Pasar saat ini memperkirakan peluang 93% untuk kenaikan suku bunga selanjutnya sebesar 50 bps di bulan Juni dan peluang 90% untuk kenaikan 50 bps lainnya di bulan Juli.

Inflasi mungkin akan tetap lebih tinggi daripada sebelum pandemi karena biaya upah misalnya meningkat tajam karena pasar tenaga kerja yang ketat. Dengan demikian The Fed tetap di bawah tekanan untuk menaikkan suku bunga secara signifikan Diperkirakan bahwa dengan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada masing-masing dari tiga pertemuan Fed berikutnya. Suku bunga utama kemungkinan akan mencapai 3,0% pada akhir tahun.