Harga emas berusaha naik di awal sesi perdagangan Asia pada hari Selasa (30/08/2022), setelah dolar AS mundur dari posisi tertinggi dalam 20 tahun. Penguatan ini sebagai upaya emas dalam mengimbangi tekanan dari ekspektasi bahawa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama untuk memerangi inflasi.
Harga emas di pasar spot naik 0,1% lebih tinggi menjadi $1.739,14 per ounce, pada 07:58 wib. Harga mencapai level terendah dalam satu bulan di $1.719,56 di hari Senin, menyusul pernyataan bernada hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell yang disampaikan pada simposium Jackson Hole di hari Jumat (26/08/2022). Sementara emas dalam perdagangan di bursa berjangka naik 0,1% menjadi $1,751.7.
Indek dolar AS turun dari level tertinggi dua dekade, sementara benchmark yield Obligasi AS tenor 10-tahun juga mundur dari level tertinggi dua bulan di sesi sebelumnya.
Pesan dari kepala keuangan top dunia secara keras dan jelas menggaris bawahi bahwa inflasi yang merajalela akan tetap ada dan menjinakkannya akan membutuhkan upaya yang luar biasa, kemungkinan besar resesi dengan kehilangan pekerjaan dan gelombang kejut melalui pasar negara berkembang.
Sementara emas yang dianggap sebagai taruhan yang aman selama ketidakpastian ekonomi, akan tergerus daya pikatnya jika terjadi kenaikan suku bunga yang dapat meningkatkan biaya untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Secara terpisah, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa dia merasa aksi jual pasar saham yang mengikuti pidato hawkish Powell pada hari Jumat menunjukkan investor memahami bahwa bank sentral serius dalam mengurangi inflasi.
Pasar sekarang sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed September nanti. Tingkat keyakinannya adalah 70%, lebih tinggi dari sebulan lalu yang hanya 25% saja.