Harga emas tertahan oleh penguatan bunga obligasi AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada perdagangan hari Senin (16/07) berakhir turun. Penurunan yang kedua ini  merupakan bentuk kegagalan Emas dalam upaya menguat kembali dari posisi di sekitar titik terendah dalam kira-kira setahun.

Sejumlah data ekonomi AS meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga dalam bulan-bulan mendatang. Hal ini memudarkan daya pikat emas sebagai aset investasi. Harga Emas untuk kontrak bulan Agustus turun $ 1,50, atau 0,1%, menjadi menetap di $ 1,239.70 per troy ounce. Indek Dolar AS sendiri turun 0,3%, meskipun catatan sepanjang tahun ini masih naik 2,6%.

Dengan posisi Dolar AS yang lebih kuat, dimana mata uang ini menarik permintaan safe haven di tengah perang dagang AS – Cina dan menguat oleh ekspektasi kenaikan suku bunga, tetap menjadi angin sakal yang signifikan bagi emas. Penguatan greenback membuat komoditas emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar AS.  Sejak minggu lalu, harga emas turun oleh desakan dolar AS, dan kini semakin rendah.

Disisi lain, iImbal Obligasi AS 10 Tahun, naik sebesar 2,5 basis poin pada $ 2,599% pada hari Senin. Meningkatnya imbal hasil obligasi dapat menumpulkan kilau emas. Secara keseluruhan, harga emas masih berpotensi menurun dimana kekuatan Dolar AS masih solid dalam jangka pendek. Mengingat suku bunga AS akan terus meningkat.

Sebagaimana reaksi emas terhadap peristiwa berita global baru-baru ini – seperti risiko yang terkait dengan perang perdagangan global potensial – telah terungkap, logam ini baru-baru ini sebagian besar tidak terhubung dengan peran tradisionalnya yang sudah ada dan meninggalkan banyak analis yang berjuang untuk memakukan logam berikutnya pindah.

Para spekulan emas menaruh pilihan pada penurunan harga emas. Dimana sejak awal bulan terjadi penjualan sebesar 22 ton dan 9 ton lagi pada minggu lalu. Posisi jual emas makin meluas, meskipun belum menjadi posisi bersih saat ini.

Pasalnya, pelaku memilih sikap menunggu kesaksian Jerome Powell di Senat dan Konggres. Sayangnya, kondisi ini berpacu dengan naiknya ekspektasi suku bunga AS. Oleh karenanya, menjadi sentimen negative bagi harga emas. Secara khusus, kesaksian Jerome Powell bisa didiskon, dimana investor akan lebih menitik beratkan pada data ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi AS sangat berarti bagi the Fed dalam mengatur kebijakan moneternya agar tidak menyimpang dari jalur yang dipilihnya. (Lukman Hqeem)