ESANDAR, Jakarta – Ekonomi China masih menghadapi tekanan ke bawah dan pemerintah akan mengatasinya dengan memperdalam reformasi dan memotong pajak, demikian dikatakan oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada hari Rabu (24/04) di stasiun televise pemerintah.
Ekonomi mampu tumbuh stabil 6,4 persen pada kuartal pertama, mengalahkan ekspektasi awal tentang terjadinya perlambatan lebih lanjut, dimana produksi pabrikan, penjualan ritel dan investasi pada bulan Maret semua tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan setelah serangkaian langkah-langkah stimulus.
“Kami sangat menyadari bahwa ekonomi China masih menghadapi tekanan ke bawah,” kata Li.
Lebih jauh, Li menyerukan kepercayaan yang lebih besar tetapi mengatakan pihak berwenang seharusnya tidak meremehkan kesulitan dalam ekonomi. China akan memperdalam reformasi, memotong birokrasi dan menerapkan pemotongan pajak skala besar untuk membantu perusahaan, kata Li.
Bank sentral China kemungkinan akan berhenti sejenak untuk menilai kondisi sebelum melakukan pemotongan lebih lanjut dalam persyaratan cadangan pemberi pinjaman, meskipun bias kebijakan pelonggarannya tetap tidak berubah, kata orang dalam kebijakan kepada Reuters.
Ekonom tidak mengharapkan pemulihan tajam dalam ekonomi terbesar kedua di dunia, karena banyak perusahaan swasta bergulat dengan biaya pendanaan yang tinggi, sementara permintaan eksternal mungkin melemah dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi global kehilangan tenaga. (Lukman Hqeem)