Tingkat Pengangguran Australia Stabil,

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Data ekonomi terkini menunjukkan bahwa harga konsumen Australia datar-datar saja dalam tiga bulan pertama tahun ini. Hasil ini merupakan yang terlunak sejak awal 2016 dan menjadi sumber tekanan tajam bagi bank sentral Australia untuk memangkas suku bunga mereka dalam beberapa bulan mendatang.

Indeks harga konsumen tidak berubah pada kuartal pertama dan naik 1,3% dari tahun sebelumnya, demikian laporan dari Biro Statistik Australia pada Rabu (24/04). Kenaikan ini masih lebih tinggi dari perkiraan sejumlah ekonom yang menyatakan CPI Australia hanya akan naik 0,2% pada kuartal pertama dan 1,5% dari tahun sebelumnya. Inflasi inti naik 0,2% pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan kenaikan 0,4% yang diperkirakan oleh para ekonom. Ini naik 1,4% pada tahun, jauh dari harapan ekonom.

Penyumbang terbesar dalam penurunan CPI di kuartal pertama ini adalah bahan bakar otomotif, yang turun 8,7% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Harga liburan domestik dan internasional juga turun tajam, dimana harga pakaian dan alas kaki juga jauh lebih lemah.

Sayangnya kenaikan inflasi ini masih jauh dari target Reserve Bank of Australia (RBA) sebesar 2% -3% per tahun, yang akan membuat para pembuat kebijakan frustrasi. Merespon hal ini Dolar Aussie dalam perdagangan AUDUSD turun tajam setelah rilis data harga konsumen, dari sekitar US $ 0,7092 menjadi sekitar US $ 0,7040.

Sebelumnya, para bankir dari RBA telah membahas manfaat pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan 2 April silam. Pembahasan ini mengindikasikan perubahan sikap kebijakan dari pertemuan sebelumnya pada Februari dari berisikap yang hawkish dan berhati-hati menjadi lebih netral.

Penyimpangan stabil ke arah penurunan suku bunga telah terjadi karena ekonomi melambat tajam pada paruh kedua tahun 2018, dan karena inflasi tetap sangat rendah meskipun suku bunga resmi bertahan di rekor rendah 1,5% sejak pertengahan 2016.

Pertumbuhan global juga telah melambat yang mendorong banyak mitra global RBA untuk mengadopsi pandangan yang lebih berhati-hati dan menghentikan kenaikan suku bunga. Hasil inflasi lunak menunjuk ke RBA menurunkan perkiraan untuk inflasi sampai 2019 dalam review Mei ekonomi. Hal ini juga diharapkan menurunkan prediksi pertumbuhan PDB pada saat yang sama.

Pasar keuangan telah memperkirakan kemungkinan besar bahwa suku bunga akan dipotong dua kali sebelum akhir tahun. Namun, Gubernur RBA Philip Lowe telah mengisyaratkan bahwa dorongan pemotongan suku bunga ini akan rendah, mengingat masih banyak perusahaan yang melakukan penambahan karyawan dan tingkat pengangguran tetap rendah. (Lukman Hqeem)