Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS di Wall Street diperkirakan akan dibuka menguat pada perdagangan hari Selasa (18/06/2019). Menjelang pembukaan, kontrak perdagangan berjangka Dow Jones naik sebesar 107 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite naik masing-masing sebesar 15 dan 68 poin.

Dorongan kenaikan dalam perdagangan hari ini bersumber dari berita di Eropa. Bank sentral Eropa alias European Central Bank (ECB) menunjukkan sikap yang kian sabar, dovish. Berbicara dalam ECB Forum di Sintra, Portugal, Gubernur ECB Mario Draghi menegaskan bahwa pihaknya bisa memangkas tingkat suku bunga acuan atau memperbesar suntikan dana (quantitative easing) jika tingkat inflasi tak mencapai target.

“Jika krisis sudah memperlihatkan dampak, maka kami akan menggunakan segala fleksibilitas yang kami punya untuk memenuhi mandat kami – dan kami akan melakukannya lagi untuk menjawab segala tantangan terhadap kestabilan tingkat harga di masa depan,” kata Draghi, dikutip dari CNBC International.

Pada awal bulan ini, sikap lunak yang ditunjukkan ECB kala menunda normalisasi hingga setidaknya pertengahan tahun depan. Sebelumnya, ECB hanya memperkirakan kenaikan suku bunga acuan akan ditunda hingga akhir tahun.

Dengan adanya potensi bahwa stimulus moneter akan disuntikkan oleh ECB, ada harapan bahwa laju perekonomian zona euro bisa dikerek naik kedepannya. Mengingat negara-negara zona euro merupakan mitra dagang penting AS, tentu kuatnya laju perekonomian di sana akan mendongkrak kinerja perekonomian AS.

Selain itu, optimisme juga membuncah menjelang pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat.  Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini.  Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.

Beberapa waktu yang lalu, Jerome Powell, Gubernur The Fed telah secara gamblang memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang “sabar” dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan “yang sesuai”.

“Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami,” kata Powell, dilansir dari Reuters.

Dengan perekonomian AS yang tengah dihadapkan pada perlambatan signifikan, tentu tingkat suku bunga acuan di level yang rendah dianggap sebagai opsi yang paling bijak.

Belum lama ini, Bank Dunia (World Bank) sudah mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan mengalami perlambatan yang signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Bank Dunia memproyeksikan perekonomian tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.

Hari ini, data pembangunan hunian baru di AS periode Mei 2019 akan dirilis. (Lukman Hqeem)