Jens Weidmann, Gubernur Bank Sentral Jerman

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Gubernur Bank Sentral Jerman, Jens Weidmann mendesak Bank Sentral Eropa agar menetapkan kapan waktunya mengakhiri program pembelian asetnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Koran di Spanyol pada Minggu (07/01/2018), Weidmann menyatakan alasannya. Menurutnya prospek evolusi harga telah sesuai dengan kembalinya inflasi ke tingkat yang cukup guna menjaga stabilitas harga. Oleh sebab itu, dapat dibenarkan bila mengakhiri (program, red) pembelian obligasi hutang secara jelas dengan menetapkan tanggal yang pati, tegasnya.

Sebagai kandidat potensial untuk menggantikan Presiden ECB Mario Draghi saat masa jabatannya berakhir pada akhir Oktober 2019, Weidmann adalah seorang kritikus vokal program pelonggaran kuantitatif bank sentral Eropa.Dia mendesak agar ECB segera mengakhiri kebijakan moneter longgarnya yang selama ini memberikan pukulan bagi perbankan Eropa.

ECB sendiri telah berjanji untuk terus membeli obligasi setidaknya sampai September. Namun dengan pertumbuhan ekonomi di zona euro yang terus membaik dalam satu dekade dan inflasi di atas 1 persen, diperkirakan ECB akan memangkas program itu lebih dini.

Weidmann juga meminta bank-bank untuk mengurangi kredit bermasalah, dengan mengatakan bahwa aset buruk tersebut menghambat rencana untuk membangun program asuransi simpanan di seluruh blok tersebut, yang dikenal sebagai skema asuransi simpanan Eropa. “EDIS dapat membantu memperkuat keamanan finansial di zona euro. Ini pasti akan menjadi hal yang baik. Namun masalahnya, banyak bank membawa sejumlah besar utang buruk,” ujar Weidmann.

Penciptaan program asuransi simpanan gabungan telah lama menjadi tujuan utama ECB namun menghadapi tentangan dari Jerman, di mana pemerintah negara tersebut khawatir harus membayar tagihan kepada bank-bank di negara-negara yang dibebani dengan tingkat kredit bermasalah yang tinggi.

Mengenai pemilihan kepemimpinan baru ECB yang akan datang, Weidmann mengatakan bahwa kewarganegaraan kandidat seharusnya tidak menjadi perhatian utama, meredam kekhawatiran yang disuarakan tahun lalu oleh Perdana Menteri Italia Enrico Letta tentang seorang Jerman yang akan mengambil posisi tersebut.

Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos baru-baru ini menyarankan agar posisi wakil presiden ECB, yang saat ini dijabat oleh Vitor Constancio yang memiliki masa jabatan sampai 1 Mei, diserahkan kepada kandidat dari Spanyol. Spanyol belum memegang posisi di dewan eksekutif ECB sejak tahun 2012 setelah keluarnya Jose Manuel Gonzalez Paramo. De Guindos sendiri telah dianggap di kalangan politik di Brussels sebagai salah satu kandidat utama untuk posisi sebagai pemimpin para menteri keuangan zona euro. (Lukman Hqeem)