ESANDAR, Jakarta – Indek Dow Jones mengakhiri perdagangan hari Kamis (02/11/2017) pada rekor tertinggi setelah Presiden Donald Trump menunjuk Jerome Powell untuk menggantikan Janet Yellen sebagai Gubernur The Federal Reserve. Indek Dow Jones naik 0,3 persen berakhir pada 23.514,81, naik sekitar 75 poin di atas rekor sebelumnya.
Dengan latar belakang sebagai pengacara yang kemudian terjun ke dunia keuangan, Jerome Powell memang sosok yang menarik. Powell dianggap sebagai sebuah kontinuitas dan bursa saham suka dengan suku bunga rendah untuk jangka panjang atau bahkan selamanya. Meskipun keyakinan terbanyak adalah adanyaempat kenaikan suku bunga kembali ditahun depan.
Trump sendiri memang pernah mengatakan bahwa dia menyukai suku bunga rendah. Trump juga telah membanggakan triliunan dolar keuntungan di bursa saham sejak ia menjadi presiden, suatu kondisi yang bisa berbalik negatif jika suku bunga naik terlalu cepat.
Para analis mengatakan bursa saham akan menyukai Powell dan terbukti imbal hasil Treasury pun menjadi lebih lemah setelah jelas bahwa Taylor atau Warsh tidak akan dapat menyaingi Powell. Bagi beberapa orang di pasar, hadirnya Powell dengan pengalaman ini bisa menjadi perubahan yang menyegarkan dan sebuah dorongan untuk saham-saham finansial.
Sementara anggota Partai Republik di kongres mengumumkan rencana pemotongan pajak mereka yang telah lama ditunggu. Proposal pajak, yang secara dramatis akan mengurangi tingkat suku bunga, dipuji oleh Trump dan sekutunya di Kongres sebagai hal yang penting untuk mempercepat pertumbuhan. Namun ada sisi pelemahan terhadap reformasi pajak tersebut karena anggaran keuangan pemerintah AS akan bertambah defisit sekitar $1,5 trilyun pertahunnya hingga 10 tahun kedepan.
Apalagi paket bantuan fiskal ini harusnya diberikan ketika negara sedang resesi sehingga ini akan menjadi debat panjang di parlemen AS dengan perkiraan baru bisa diselesaikan awal tahun depan untuk undang-undangnya. Sejumlah kelompok kuat yang mewakili usaha kecil dan buruh bangunan keluar melawan rencana tersebut pada Kamis kemarin, ini akan menjadi tantangan di masa depan.
Pada perdagangan hari ini, sejumlah data ekonomi penting bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan pasar adalah data kegiatan jasa di Cina, Jepang, Eropa, Inggris dan AS. Ada juga data penjualan eceran Australia dan nonfarm payroll AS nanti malam. (Lukman Hqeem)