Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Mengakhiri perdagangan di akhir pekan, indek saham dunia naik untuk tujuh sesi berturut-turut dan imbal hasil Treasury AS juga naik pada hari Jumat (17/05/2024) dimana para investor mencoba menilai waktu potensial bagi the Fed melakukan penurunan suku bunga di tahun ini.Indek Dow Jones ditutup di atas 40.000 untuk pertama kalinya, dan ketiga indeks saham utama AS membukukan kenaikan yang kuat untuk minggu ini.

Harga komoditi tembaga melonjak ke level tertinggi dalam 26 bulan setelah Cina mengumumkan dukungan baru untuk sektor properti yang sedang lesu, sementara harga nikel menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2023 di tengah kerusuhan di produsen nikel Kaledonia Baru. Harga emas juga menguat.

Data awal pekan ini yang menunjukkan melemahnya harga konsumen pada bulan April meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan dapat menurunkan suku bunga dua kali pada tahun ini, dimulai pada bulan September. Namun, banyak hal bergantung pada apa yang terjadi dengan tekanan harga dalam beberapa bulan mendatang dan pejabat Fed telah mengisyaratkan suku bunga AS mungkin tidak akan turun dalam waktu dekat.

Pada hari Jumat, Gubernur Fed Michelle Bowman mengulangi pandangannya bahwa inflasi akan turun lebih lanjut jika tingkat kebijakan tetap stabil, namun ia mengatakan bahwa ia tidak melihat adanya perbaikan pada inflasi tahun ini dan tetap bersedia menaikkan suku bunga jika kemajuan terhenti atau sebaliknya.

Risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed akan dirilis minggu depan dan mungkin memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang akan dilakukan pejabat Fed untuk mulai menurunkan suku bunga. Namun pertemuan pada tanggal 30 April – 1 Mei berlangsung sebelum data CPI dirilis pada hari Rabu.

Indek Dow Jones naik 134,21 poin, atau 0,34%, menjadi 40.003,59, S&P 500 naik 6,17 poin, atau 0,12%, menjadi 5.303,27 dan Nasdaq kehilangan 12,35 poin, atau 0,07%, menjadi 16.685,97. Untuk minggu ini, Dow naik 1,2%, S&P 500 naik 1,5% dan Nasdaq naik 2,1%.

Indeks saham MSCI global naik 0,88 poin, atau 0,11%, menjadi 794,96, dan ditetapkan untuk kenaikan sesi ketujuh dan rekor penutupan tertinggi lainnya. Indeks juga diperkirakan membukukan kenaikan untuk minggu ini.

Pasar menunggu katalis berikutnya. Kemungkinan besar adalah apakah The Fed benar-benar melakukan pemotongan atau tidak.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik 4,3 basis poin menjadi 4,42% dibandingkan 4,377% pada akhir Kamis. Sementara Dolar AS datar terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya. Indek dolar AS bahkan harus turun 0,02% menjadi 104,48, dengan euro naik 0,05% pada $1,087.

Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,18% di 155,65. Mata uang Jepang telah melemah tahun ini karena Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar, sementara suku bunga AS yang lebih tinggi telah menarik uang ke obligasi AS dan dolar. Tokyo diduga melakukan intervensi setidaknya dua hari pada akhir April dan awal Mei untuk mendukung yen setelah jatuh ke posisi terendah yang terakhir kali terlihat lebih dari tiga dekade lalu.

Nikel melonjak 5,2% menjadi $20,820 per metrik ton setelah menyentuh $21,365, tertinggi sejak Agustus 2023. Tembaga naik 2,3% menjadi $10,662 per ton, terkuat sejak Maret 2022.

Harga emas, dibantu oleh langkah-langkah stimulus Cina, juga meningkat. Harga emas di pasar spot naik 1,5% menjadi $2,412.83 per ounce.

Harga minyak naik, dimana Brent mencatat kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu. Minyak mentah AS naik 83 sen menjadi $80,06 per barel dan Brent naik 71 sen menjadi $83,98 per barel.