Melanjutkan kenaikan sebelumnya, indek Dow Jones mampu ditutup pada rekor tertinggi kedua berturut-turut pada hari Kamis (14/12/2023), sedangkan S&P 500 mendekati rekor tertingginya. Dorongan kenaikan indek saham ini dipicu oleh spekulasi bahwa suku bunga pinjaman akan turun tahun depan menyusul sikap dovish oleh Federal Reserve.
Perdagangan berlangsung dengan beragam pada sebagian besar sesi Amerika Utara ini, dan sektor-sektor yang berkinerja buruk tahun ini juga memperoleh keuntungan, termasuk energi dan real estat. Keuntungan di sektor-sektor tersebut menunjukkan investor menjadi lebih yakin bahwa perekonomian AS akan mencapai “soft landing” dan menghindari resesi yang serius.
Hasil perdagangan yang demikian optimis ini mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap perekonomian cukup meyakinkan. Bahkan indek Russell 2000 untuk saham-saham perusahaan kecil juga melonjak 2,7%.
Menyusul kenaikannya baru-baru ini, S&P 500 naik sekitar 23% pada tahun 2023, dan tetap turun kurang dari 2% dari rekor penutupan tertinggi pada Januari 2022.
Saham Tesla melonjak sekitar 5% pada hari Kamis, sementara perusahaan kelas berat lainnya beragam, dimana Microsoft dan Amazon keduanya kehilangan kekuatan. Saham Apple mencapai rekor tertinggi harian baru sebelum memangkas kenaikan dan berakhir hanya 0,1%.
Indek Dow Jones naik 158 poin atau 0.43% ke 37248, indek S&P 500 naik 12 poin atau 0.27% ke 4719 dan Indek Nasdaq naik 27 poin atau 0.19% ke 14761. Sementara indek semikonduktor PHLX melonjak 2.7%, juga ditutup pada rekor tertinggi.