KOSPI Dibuka Turun

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham Asia kembali menguat pada awal perdagangan Kamis (28/12/2017). Pemimpin kenaikan bursa saham regional adalah bursa Korea Selatan dan Taiwan. Sementara bursa saham di Asia lainnya hanya berubah tipis angkanya.

Indek KOSPI menguat 0,8%, setelah pada Rabu sebelumnya mengalami tekanan. Kenaikan indek ini didukung menguatnya kembali saham Samsung Electronics dan produsen chip SK Hynix. Sementara saham Hyundai Heavy Industries menguat kembali 4% setelah anjlok 29% sehari sebelumnya. Produsen kapal terbesar didunia ini mengatakan pada awal minggu ini bahwa mereka akan menjual saham kembali pada 2018 untuk mendapatkan dana segar bagi operasional perusahaan.

Sementara Nikkei masih naik tipis 0.09%. Investor enggan membeli pasar Jepang mengingat kesinambungan kebijakan stimulus dari Bank of Japan masih bisa berlanjut. Sayangnya yang masuk melalui ekuitas jauh lebih sedikit saat ini.

Hasil perdagangan di bursa AS masih membayangi perdagangan Asia pada Kamis pagi. Menjelang pergantian tahun, permintaan valas oleh perusahaan-perusahaan besar berkurang. Akibatnya Indek Dolar AS turun dalam tiga sesi perdagangan terkini, saat ini turun 0.1%, menggiring ke posisi terendah dalam bulan ini.

Sebaliknya, Dolar Australia mampu menguat kembali. Kenaikan ini seiring dengan naiknya harga komoditi, khususnya Tembaga. Pada perdagangan hari Rabu, Tembaga di pasar berjangka naik beruntun untuk 15 kalinya. Ini merupakan kenaikan terpanjang mereka sejak 1984. Kenaikan ini dipicu oleh berita dari Cina.

Dikabarkan dari Cina bahwa produsen tembaga terbesar, Jiangxi Copper diminta menghentikan produksinya menyusul polusi yang ditimbulkan baru-baru ini. Untuk mengurangi polusi tersebut, pabrik tembaga ini akan ditutup selama seminggu.

Kebijakan yang awalnya hanya ditujukan untuk menyehatkan lingkungan Cina saja, ternyata berimbas besar hingga ke pasar saham dan komoditi. Penghentian ini sontak membuat sejumlah saham di sector  pertambangan dan Dolar Australia menguat. (Lukman Hqeem)