Dolar

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Nilai tukar Dolar AS masih lemah. Pelaku pasar masih belum yakin dengan kemampuan Dolar AS menguat kembali. Sejumlah indikator ekonomi masih ditunggu termasuk hasil pertemuan di NAFTA dan World Economy Forum.

Pada perdagangan hari Selasa (23/01/2018), kebimbangan Dolar AS berhasil dimanfaatkan sejumlah lawan-lawannya. Pada perdagangan EURSUD, berakhir naik di level 1,2298, GBPUSD ditutup menguat di level 1,4002, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7996 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,30.

Data dari Beige Book dan beberapa data ekonomi AS yang bagus serta telah berakhirnya Government Shutdown AS, belum bisa mengembalikan kepercayaan diri investor untuk menikmati kembali portofolio berbasis dolar AS. Investor masih belum melihat bayangan terhadap kinerja ekonomi AS di masa depan yang terang-benderang meski IMF sendiri menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan yang tertinggi di tahun ini di antara negara-negara maju.

Sebetulnya dengan pernyataan IMF tersebut, bisa mendorong kenaikan suku bunga The Fed lebih agresif, namun di sisi lain bank-bank sentral lainnya juga akan terpacu untuk menyusul suku bunga The Fed tersebut. Persoalan normalisasi kebijakan moneter sedang menjadi bahan utama tujuan kerja dari bank-bank sentral tersebut, sehingga kalau kita lihat bahwa dolar AS akan kesulitan untuk menguat lagi. Sedang emas tentu akan terbatas kenaikannya juga karena investor akan melihat portofolio yang ringan biaya simpannya dan menghasilkan capital gain yang lebih besar di kala ada kenaikan suku bunga.

Selain itu, World Economic Forum di Davos yang berlangsung hingga akhir pekan, diharapkan bahwa Presiden Trump bisa hadir karena investor memang menunggu kehadiran presiden kontroversial tersebut. Jadwal pidato Trump baru akhir pekan dengan harapan tidak membuat gaduh dunia kembali dan emas tidak menguat lagi.

Perundingan NAFTA sedang berlangsung dan pasar berharap bahwa tidak ada kebijakan perdagangan AS-Kanada-Meksiko ini yang berubah drastis yang bisa membuat pasar terkejut sehingga ini baik bagi dolar AS. Hari ini investor akan melihat kegiatan manufaktur dan sektor jasa negara mana yang memang benar-benar baik perkembangannya. Bila data di AS lebih baik daripada Jepang dan Eropa maka dolar AS akan menguat dan emas bisa koreksi.

Namun kami melihat bahwa penguatan dolar AS sendiri tidak akan terlalu besar karena nilai dolar sendiri masih lebih kuat daripada mata uang utama dunia lainnya karena tahun lalu dan tahun ini telah serta akan menaikkan suku bunganya. Di pihak lain, hanya Inggris dan Kanada saja yang menaikkan suku bunga, itupun tidak seagresif The Fed. Tampaknya dolar AS sengaja tidak dikuatkan oleh AS karena menghindari lebarnya defisit berjalannya. (Lukman Hqeem)