Bursa Saham AS terhenti laju kenaikannya.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS berbalik arah dari kenaikan panjangnya. Sejumlah saham sektor teknologi mendapat tekanan jual pada perdagangan hari Rabu (24/01/2018). Meski demikian, Indek Dow Jones masih bisa berhasil dengan ditutup lebih tinggi seiring dengan kenaikan saham-saham sektor keuangan.

Indek Dow Jones naik 41,31 poin atau 0,2% ke rekor 26.252,12, dengan kenaikan saham-sajam Goldman Sachs Group Inc. dan American Express. Sektor keuangan mampu mengimbangi penurunan saham Apple Inc. Indek S&P 500 berakhir turun 1,59 poin menjadi 2.837,54, sedangkan Indek Nasdaq ditutup turun 45,23 poin atau 0,6% menjadi 7.415,06.

Ketiga indek saham ini mampu mencatatkan posisi ke level tertinggi dalam pertengahan sesi perdagangannya. Meski tidak dapat mempertahankan ketinggian tersebut atas aksi jual yang terjadi.

Pada perdagangan hari Selasa, baik indek S & P 500 dan Nasdaq kembali mencatatkan rekor kenaikannya sepanjang waktu dengan penutupan di posisi tertinggi, sementara indek Dow Jones kembali melemah dari rekor penutupan pada hari Senin.

Ketiga indek pengukur ekuitas tersebut mengalami kenaikan antara 6% – 8,1% sejauh 2018. Rekor ini menambah kenaikan yang sudah terjadi sejak tahun lalu yang cukup besar. Sentimen pendorong kenaikan ini adalah sambutan investor atas pertumbuhan ekonomi A.S. dan pertumbuhan laba perusahaan. Namun demikian, sejumlah kenaikan saham-saham unggulan di pasar telah memicu kekhawatiran akan valuasi yang terlalu tinggi.

Menjelang penutupan perdagangan, pasar Nampak lelah dan melakukan koreksi. Aksi jual melanda sejumlah saham yang mengalami kenaikan berulang-ulang di tahun ini. Padahal, tiga indek saham ini belum membukukan kerugian back-to-back di bulan Januari.

Pelaku pasar nampaknya berpijak pada sejumlah laporan emiten yang lebih baik dari perkiraan. Penghasilan perusahaan yang lebih kuat dari perkiraan telah menopang selera untuk ekuitas. Investor di Wall Street fokus pada komentar dari Menteri Keuangan Steven Mnuchin, yang mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mendukung “perjanjian perdagangan bilateral,” dengan mengatakan “dolar yang lebih lemah bagus untuk perdagangan.” Paska pernyataan ini, Indek Dolar AS yang turun  dan kini diperdagangkan pada level terendah dalam tiga tahun ini.

Melemahnya dolar bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan multinasional yang menawarkan produk dan layanan ke luar negeri dimana daya saing harga mereka terangkat. Disisi lain, Komentar Mnuchin juga membantu mendorong imbal hasil Obligasi 10 tahun lebih tinggi karena dolar yang lebih lemah dapat mengurangi selera untuk surat hutang pemerintah. Harga obligasi dan imbal hasil bergerak terbalik. Imbal hasil 10 tahun menyentuh 2,66% sebelumnya, yield tertinggi sejak April 2014, namun berhenti bergerak untuk diperdagangkan pada level 2,64%. Pada saat yang sama, kenaikan hasil membantu bisnis perusahaan keuangan, mengangkat pendapatan bunga.

Dalam catatan sejarahnya, rasio harga atau pendapatan siklik untuk ukuran valuasi saham bursa S&P 500, telah melonjak menjadi 34, sedikit lebih tinggi daripada di tempat yang tepat sebelum “Great Crash “Di tahun 1920an. “Meskipun demikian, CAPE tetap berada di bawah level tertinggi sepanjang masa di atas 44, yang dicapai pada bulan Desember 1999, sebelum gelembung dot-com meledak. S & P 500 benar-benar naik lebih dari 6% selama bulan ini dan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya pengurangan.

Tidak ada yang salah dalam hal ini, dimana dalam perdagangan global pendapatan perusahaan bisa berjalan dengan baik dan pertumbuhan pendapatan solid akan mendorong saham menguat.  Sementara pendapatan telah positif, kondisi ekonomi global terus menguat akan menjadi baik untuk perusahaan kembali.

Indek Saham Eropa berakhir turun tajam sementara bursa saham Asia ditutup beragam. Dari pasar komoditi, melemahnya Dolar AS menjadi peluang baik bagi harga komoditi. Harga emas mampu melejit hingga ke level tertinggi di atas satu tahun, naik lebih dari 1%. Harga kontrak berjangka minyak naik lebih dari 2%.

Indikator ekonomi AS menunjukkan Data PMI turun menjadi 53,3 pada Januari, sementara sektor manufaktur naik menjadi 55,5 pada Januari. Angka 50 atau lebih baik mengindikasikan aktivitas yang meluas. Sementara penjualan rumah yang telah dibangun, mencapai 5.57 juta pada bulan Desember, demikian menurut National Association of Realtors pada hari Rabu, berada di bawah perkiraan konsensus dengan tingkat 5,73 juta. (Lukman Hqeem)