ESANDAR, Jakarta – Dolar AS bertengger di wilayah positif dalam perdagangan hari Selasa (05/03). Didukung data ekonomi yang baik. Indeks nonmanufaktur ISM AS untuk bulan Februari berada di 59,7, mengalahkan estimasi 57,5 dan juga naik angka sebelumnya. Indeks Dolar AS naik 0,2% ke 96,831, melanjutkan kenaikan sejak Senin.
Pounsterling dalam perdagangan GBPUSD berusaha bangkit kembali dari kerugian sebelumnya. Jatuhnya mata uang ini paska laporan bahwa pemerintah AS tidak mengharapkan terobosan apa pun akan dicapai pada pertemuan antara Jaksa Agung Inggris Geoffrey Fox dan kepala perunding Uni Eropa Michel Barnier. Poundsterling dibeli $ 1,3173, bangkit dari posisi bawah di $ 1,3098.
Sementara itu, Bank of England mengatakan bank-bank Inggris akan dapat meminjam dalam euro dari bank sentral mulai minggu depan, dalam langkah terbaru untuk mendukung sistem keuangan Inggris dalam hal terjadi istirahat mendadak dan berantakan dari Uni Eropa. Ketua BOE Mark Carney mengatakan dalam kesaksian di depan House of Lords bahwa ekspektasi pasar untuk suku bunga AS mungkin tidak cukup tinggi, menurut laporan, menyebabkan sterling untuk mengurangi sebagian kerugiannya.
Dengan dua hari lagi hingga pertemuan yang sangat diantisipasi Bank Sentral Eropa, Euro dalam perdagangan EURUSD, merosot ke $ 1,1307 dari $ 1,1340.
China memperkirakan pertumbuhan ekonominya akan melemah, diperkirakan hanya akan mencapai 6% -6,5%, lebih rendah dari pertumbuhan saat ini di 6,6%. Sementara itu data ekonomi yang dirilis menyebutkan bahwa indek pembelian manajer layanan oleh Caixin untuk bulan Februari turun ke level terendah empat bulan di 51,1 versus 53,3 yang diharapkan.
China menyatakan akan menjaga mata uang mereka di sekitar ‘tingkat keseimbangan’ dan juga menjanjikan stabilitas dalam mata uang juga. Mengingat mata uang tersebut kemungkinan akan dibungkus dalam kesepakatan perdagangan AS – China. Diperkirakan yuan akan bertahan di kisaran antara 7 dan 6,3 per dolar. Jika Yuan masih tetap di bawah 7 akan menjadi kunci bagi pasar dan bertahan di atas 6,2 adalah kunci bagi ekonomi China. (Lukman Hqeem)