FOCM

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Jelang pertemuan rutin Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC, sudah banyak dijabarkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Seputar perkiraan apa yang paling diyakini pasar hingga bagaimana prospek langkah the Federal Reserve selanjutnya.

Memang pertemuan FOMC ini menyita banyak perhatian bukan hanya karena paska pertemuan ini akan digelar konferensi pers pertama dimana Gubernur Utama Jerome Powell akan tampil, tetapi ada kemungkinan beberapa nuansa perubahan dalam pernyataan Fed.

Sejak pertemuan FOMC Desember lalu, inflasi telah menunjukkan tanda-tanda kenaikannya. Meski data ekonomi AS terkini menunjukkan hambatan akan pandangan itu. Tetapi lebih signifikan lagi, adalah pembicaraan mengenai the Fed telah berubah sedikit lebih hawkish akhir-akhir ini. Minimal ini menunjukkan harapan yang tersisip dalam pernyataan The Fed nantinya.

Akan tetapi selama masa ini pasar juga mengalami keruntuhan kolosal di pasar ekuitas pada prospek suku bunga AS yang lebih tinggi. Hingga muncul pertanyaan besar adalah bagaimana melakukan transaksi tanpa harus mengurangi keuntungan ditengah  kenaikan suku bunga ini. Dengan cara yang khas, para pedagang bisa melakukan lindung nilai untuk kemungkinan hasil ekstrem.

Kondisi pasar memang pengap dengan kekhawatiran munculnya sentiment pasar yang tidak pasti dan tidak diketahui. Secara umum, sebagian besar pergerakan harga saat ini lebih mencerminkan posisi pra-FOMC, karena dolar AS berbalik dari pelemahannya. Sementara bursa saham AS menemukan dukungan di belakang sektor energi, meskipun saham Facebook masih anjlok.

Pelaku pasar uang memang harus sedikit mengekang diri, sembari mengingatkan diri sendiri bahwa bukan tidak mungkin bagi Dolar AS untuk pulih dari kondisi bearish ekstrim sebagaimana saat ini. Dolar menjadi pilihan ketika indek bisnis Eropa masih mengkhawatirkan, membalikkan kondisi Euro yang sebelumnya reli dengan inspirasi pernyataan ECB, kini harus terseok. Implikasi yang jelas adalah data ZEW menyiratkan Euro terbebani dengan kondisi ekonomi Jerman dan secara meluas ECB akan tetap bersikap dovish. Sementara dalam perdagangan lainnya, Yen juga harus mengakui keunggulan Dolar AS. Terlebih dengan sikap Bank of Japan yang memilih untuk lunak hingga inflasi mencapai 2%. Kondisi ini mengilhami lonkakan lonjakan singkat bagi Dolar AS.

Penguatan kembali Dolar AS ini membuat harga emas dalam tekanan. Disisi lain, potensi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi juga berisiko mendorong harga emas lebih rendah. Sayangnya, dorongan kearah yang lebih beresiko ini, risk appetite, akan membawa ketegangan baru. Kekhawatiran naiknya inflasi, Perang dagang dan defisit berganda anggaran AS akan membuat harga emas tertahan dari penurunan lebih dalam, sekalipun suku bunga dinaikkan.

Emas terlihat akan konsolidasi dalam kisaran perdagangan di harga $1302-40. Dengan formasi grafik “Spike and Ledge” harga emas berpeluang naik kembali dari pantulan pergerakan harga. Posisi beli dapat dilakukan di 1302 dengan target terdekat di 1332 hingga terjauh di 1365. Sinyal berbaliknya tren pergerakan harga emas menjadi bullish, terkonfirmasi setelah menembus 1340. Sebaliknya tekanan yang hebat dari dolar AS bisa membenamkan harga emas pada area koreksi. Batas resiko bisa ditempatkan di 1287 untuk mengurangi kerugian lebih besa seandainya terjadi pembalikan harga. (Lukman Hqeem)