Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas naik sekitar 0,9% pada perdagangan hari Kamis (09/03/2023). Pantulan harga terjadi dari level terendah $1.812,02 dan bergerak naik dengan tajam untuk menguji $1.835,64. Dorongan kenaikan harga didapatkan atas indek Dolar AS yang kehilangan beberapa poin, bergerak dari level tertinggi tiga bulan di awal minggu ini.

Risk appetite sempat muncul di awal perdagangan sesi Wall Street sehingga menguntungkan harga Emas karena data ekonomi Amerika Serikat telah membuktikan bahwa ada tanda-tanda keretakan di pasar tenaga kerja AS yang ketat. Data ini dirilis sehari sebelum acara Nonfarm Payrolls AS hari Jumat dan berbeda dengan bagaimana pasar mulai mengambil posisi mengikuti retorika hawkish Ketua Federal Reserve Jerome Powell kepada Kongres di awal minggu. Namun, saham AS telah dibatalkan karena harga Emas tetap ditawar.

Data Klaim Pengangguran AS bergerak lebih tinggi sebesar 11% minggu lalu. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam lima bulan. Pada saat yang sama, PHK yang direncanakan untuk bulan Februari meningkat empat kali lipat dari tahun ke tahun. Data ini mungkin menunjukkan bahwa siklus kenaikan Fed telah berjalan sebagaimana mestinya dan meniadakan kebutuhan untuk menaikkan secara agresif.

Akibatnya, harga Emas melesat lebih tinggi dengan pelonggaran imbal hasil Obligasi AS yang merupakan tanda bullish untuk Emas karena logam mulia ini memang tidak menawarkan bunga. Imbal hasil Obligasi tenor 10 tahun AS terakhir terlihat membayar 3,927%, turun dari tertinggi 4,019%.

Kenaikan harga Emas terjadi setelah sehari sebelumnya bergerak jatuh atas penguatan indek Dolar AS. Indek turun sekitar 0,33% setelah jatuh dari tertinggi 105,729 dan setelah mencapai terendah hari ini di 105,153. Dolar AS melonjak pada awal pekan ini menyusul kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres yang hawkish.

Ia menjelaskan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dan lebih cepat setelah serangkaian laporan ekonomi yang kuat menunjukkan ekonomi terus berjalan panas. Akibatnya, ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin dari Federal Reserve melesat lebih tinggi.

Saat ini setidak ada keyakinan sebesar 70% bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC 21-22 Maret nanti sebesar 50 bp. Kedepannya, akan naik lagi 25 bp di bulan Mei dan pada bulan Juni diperkirakan tingkat FFR menjadi 5,50-5,75%, dengan peluang lebih dari 30% dari kenaikan 25 bp terakhir di Q3 yang akan menaikkan kisaran ke 5,75-6,0% .

Setelah semua repricing ini, siklus pelonggaran masih diperkirakan akan dimulai pada kuartal keempat, meskipun peluangnya jauh lebih rendah. Pada akhirnya, harganya harus benar-benar dan tegas hingga tahun 2024 selama tahap berikutnya dari penetapan harga ulang Fed. Setidaknya untuk saat ini, diyakini tren naik dalam imbal hasil AS dan Dolar AS tetap solid.

Pada perdagangan akhir pekan ini, pasar akan mencermati angka Nonfarm Payrolls AS dan Indeks Harga Konsumen AS yang akan di rilis kemudian. NFP akan menjadi bagian dari duo yang akan berperan penting dalam memandu ekspektasi pasar terkait panduan kebijakan yang kemungkinan akan ditawarkan oleh FOMC pada pertemuan bulan Maret.

Angkanya di perkirakan akan naik 230 ribu pada bulan Februari menyusul laporan yang melihat penciptaan lapangan kerja melonjak menjadi 517 ribu pada bulan Januari. Sementara Tingkat Pengangguran tetap tidak berubah pada level rendah secara historis; sementara pendapatan per jam rata-rata kemungkinan meningkat menjadi kenaikan 0,4% m/m, mengangkat ukuran YoY ke level 4,8% yang masih tinggi.

Hasil yang demikian ini akan menjadi rintangan bagi kenaikan harga emas untuk bergerak lebih tinggi. Untuk membuat Dolar AS melemah lebih lanjut, sekiranya perlu data yang secara material mengejutkan ke sisi negatifnya.

Sementara Indeks Harga Konsumen AS yang akan dirilis pada minggu depan dan analis melihat kenaikan ini sebesar 0,4% MoM dan IHK utama naik sebesar 0,5% pada bulan Februari. Tekanan harga saat ini sangat kuat dan meluas di bulan Januari, dari bulan-bulan sebelumnya. Tanda potensial bahwa tekanan inflasi meningkat lagi.

Revisi tahunan terhadap faktor musiman IHK menunjukkan inflasi selama Semester 2 di tahun 2022 tidak turun sebanyak yang dilaporkan sebelumnya. Ini berarti The Fed menghadapi pertempuran inflasi yang lebih sulit daripada yang diperkirakan awal tahun ini.

Aktivitas terbaru dan data inflasi menggambarkan ketahanan ekonomi AS menunjukkan Fed masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperlambat masalah permintaan, khususnya di pasar tenaga kerja. Diyakini akan ada revisi ke atas dari perkiraan terminal fed fund rate (FFR) pada pertemuan FOMC Maret. Hal ini meninggalkan ruang untuk headwind bug harga Emas dalam waktu dekat.