Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas melemah pada perdagangan di hari Rabu (17/05/2023) karena dolar AS menguat setelah komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve AS yang mendorong kembali prospek penurunan suku bunga tahun ini. Harga emas di pasar spot turun 0,1% ke $1.986,64 per ons pada pukul 15:54 WIB, mendekati level terendah dua minggu pada hari Selasa. Harga emas di butrsa berjangka AS turun 0,1% menjadi $1.991,50.

Indeks dolar AS (DXY) mencapai level tertinggi enam minggu. Emas bersaing dengan dolar sebagai penyimpan nilai yang aman, dan keuntungan dalam mata uang membuat emas batangan kurang menarik bagi pembeli di luar negeri. Para pelaku pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga lain oleh Fed AS, sehingga menekan emas.

Pada hari Selasa, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan terlalu dini untuk membahas penurunan suku bunga, sementara Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan Fed perlu tetap “super kuat” dalam memerangi inflasi bahkan jika tingkat pengangguran mulai meningkat di akhir tahun. Bagaimanapun juga, suku bunga tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan tanpa bunga.

Jika emas mampu menembus level support di $1.985, berpeluang turun menuju $1.975. Para pedagang sendiri menghargai peluang 78,6% dari suku bunga Fed pada bulan Juni. Saat ini, pasar berusaha mendorong harga lebih tinggi ke puncak selama 12 bulan ke depan, dimana emas diperkirakan akan mencapai $2.200 per troy ons, tetapi kenaikan harga berikutnya kemungkinan akan terjadi ketika nada Fed bergeser ke lebih dovish.

Namun, kekhawatiran akan gagal bayar utang AS dan kejatuhan ekonominya tetap berada di bawah harga emas. Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy mendekati kesepakatan untuk menghindari gagal bayar.