ESANDAR – Harga emas naik tipis pada hari Jumat (24/09/2021) setelah jatuh lebih dari 1% di sesi sebelumnya, dibantu oleh dolar yang lemah, meskipun rencana Federal Reserve untuk mengurangi stimulus terhadap ekonomi AS membuat emas tetap di jalurnya untuk penurunan minggu ketiga berturut-turut.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $1.746,84 per ounce pada 08:02 WIB, setelah mencapai level terendah sejak 11 Agustus di $1737,46 pada hari Kamis. Harga turun 0,4% untuk minggu ini. Dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas masih turun 0,1% menjadi $1.747,80.
Indek Dolar AS kembali merosot di dekat level terendah satu minggu pada hari Kamis, membuat emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya. Jatuhnya Dolar AS tak luput dari data ekonomi terkini yang menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu. Meski tren yang mendasarinya tetap konsisten dengan pasar tenaga kerja yang terus pulih.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa proses tapering dapat selesai sekitar pertengahan tahun depan, selama pemulihan tetap di jalurnya, setelah pernyataan kebijakan bank sentral minggu ini menyarankan untuk menaikkan suku bunga lebih awal dari perkiraan.
Komoditas Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak membayar bunga. Sementara bursa saham dunia menguat pada hari Kamis karena kekhawatiran tentang penularan dari China Evergrande yang kekurangan uang memudar, merusak daya tarik safe-haven emas.