Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR  – Bursa saham global turun untuk kedua sesi berturut-turut pada Rabu (14/11/2024). Penurunan terjadi saat imbal hasil jangka panjang obligasi AS naik. Para investor sendiri tengah menilai data inflasi AS terbaru, guna memproyeksikan arah suku bunga dari Federal Reserve.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan indeks harga konsumen naik 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, sesuai dengan ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Reuters. Dalam 12 bulan hingga Oktober, CPI naik 2,6%, juga sesuai dengan perkiraan, setelah naik 2,4% pada bulan September.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah berita tersebut, tetapi bangkit kembali untuk menekan ekuitas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik 1,6 basis poin menjadi 4,449% setelah jatuh serendah 4,361% setelah laporan CPI.

Sebagian besar kenaikan imbal hasil mencerminkan ketahanan dan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan serta pandangan bahwa Fed tidak perlu menurunkan suku bunga sebanyak yang diperkirakan sebelumnya untuk mendukung apa yang tampak seperti musim panas – ekonomi yang melambat.

Ada banyak ketidakpastian seputar pandangan itu, terutama mengingat potensi perubahan kebijakan pasca-pemilu, jadi pasar saat ini membuat banyak asumsi dan seperti apa bauran kebijakan itu nantinya, tetapi tidak seorang pun benar-benar tahu seperti apa keadaannya satu atau dua tahun dari sekarang.

Bursa saham di Wall Street akhirnya ditutup sedikit lebih tinggi karena data inflasi kemungkinan membuat Fed tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga pada bulan Desember. Bursa saham berakhir bervariasi setelah data inflasi terus memantau pemangkasan suku bunga Desember

Indek Dow Jones naik 47,21 poin, atau 0,11%, menjadi 43.958,19, S&P 500 naik 1,39 poin, atau 0,02%, menjadi 5.985,38 dan Nasdaq turun 50,66 poin, atau 0,26%, menjadi 19.230,74.