Gencatan perang dagang tercapai dalam pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping di Argentina.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – China akan merespons dengan tegas jika Amerika Serikat bersikeras untuk meningkatkan ketegangan perdagangan, demikian kata kementerian luar negeri China pada hari Selasa (11/06/2019) setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif lebih lanjut siap untuk dimulai jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada KTT G20 Juni nanti.

Trump telah berulang kali mengatakan bahwa dia sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di KTT Osaka pada akhir Juni, tetapi China belum mengonfirmasi hal itu.  Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia akan memutuskan setelah pertemuan para pemimpin ekonomi terbesar di dunia apakah akan melakukan ancaman untuk mengenakan tarif setidaknya $ 300 miliar dalam barang-barang Cina.

Pada hari Senin kemarin, Trump mengatakan bahwa ia siap untuk mengenakan putaran tarif hukuman lain pada impor Tiongkok jika ia tidak dapat membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan Xi di Osaka.

Menyikapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang tidak lagi tertarik untuk mengkonfirmasi pertemuan Xi-Trump di G20, menurutnya informasi akan dirilis setelah tersedia di kementerian. “China tidak ingin berperang, tetapi kami tidak takut berperang,” katanya, seraya menambahkan bahwa pintu China terbuka untuk pembicaraan berdasarkan kesetaraan. “Jika Amerika Serikat hanya ingin meningkatkan friksi perdagangan, kami akan dengan tegas menanggapi dan berjuang sampai akhir.”

Ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat tajam pada Mei setelah administrasi Trump menuduh Cina telah mengingkari janji untuk membuat perubahan ekonomi struktural selama berbulan-bulan pembicaraan perdagangan.  Amerika Serikat sedang mencari perubahan besar, termasuk diakhirinya transfer teknologi paksa dan pencurian rahasia dagang A.S. Mereka juga ingin membatasi subsidi untuk perusahaan milik negara China dan akses yang lebih baik untuk perusahaan A.S. di pasar Cina.

Pada 10 Mei, Trump menaikkan tarif $ 200 miliar barang Tiongkok hingga 25% dan mengambil langkah untuk memungut bea tambahan $ 300 miliar impor Tiongkok. Beijing membalas dengan kenaikan tarif pada daftar revisi $ 60 miliar barang AS. Pemerintah AS juga membuat marah Cina dengan menempatkan Huawei Technologies Co Ltd dalam daftar hitam yang secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan bisnis dengan perusahaan China, pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.

Investor khawatir China akan membalas dengan menempatkan perusahaan-perusahaan AS dalam daftar hitam atau melarang ekspor logam-logam tanah jarang ke Amerika Serikat, yang digunakan dalam produk-produk seperti chip memori, baterai isi ulang, dan ponsel. (Lukman Hqeem)