Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Penurunan yang terjad di pasar berhenti sejenak pada hari Selasa (01/03/2022), setelah berhari-hari mengalami perdagangan yang penuh volatilitas. Bursa saham Asia berhasil naik tipis dan harga emas sedikit tergelincir karena investor menyaksikan upaya penyelesaian konflik Ukraina , dan mempertimbangkan implikasi ekonominya, terutama mengenai harga energi.

Pasar saham global sebelumnya telah jatuh dalam beberapa hari terakhir setelah invasi Rusia ke Ukraina dan pihak Barat meningkatkan sanksi termasuk memotong beberapa bank Rusia dari jaringan keuangan SWIFT dan membatasi kemampuan Moskow untuk menyebarkan $630 miliar cadangan devisa. Ada upaya damai dalam pembicaraan tingkat tinggi antara Kyiv dan Moskow, meski masih berakhir tanpa kesepakatan, namun pasar Asia merespon positif. Indek MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5%, Nikkei 225 Jepang melonjak 1,5% di awal perdagangan.

Perdagangan dibayangi sejumlah sentimen terkait kabar terkini dari front Ukraina dan Rusia, sentimen positif didukung dari tanggapan pemerintah dan bank sentral dalam hal pengaturan kebijakan. Pasar menitik beratkan perhatian pada implikasi yang lebih luas dari apa yang akan terjadi di sekitar harga energi dan pengaruhnya bagi inflasi di seluruh dunia.

Sebagaimana dilaporkan bahwa harga minyak mentah Brent di bursa berjangka, pada hari Selasa naik 0,63% menjadi $98,59 per barel. Harga sempat ke level tertinggi dalam tujuh tahun di $105,79 setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai minggu lalu, meskipun pasar tenang karena Amerika Serikat dan sekutunya membahas rilis terkoordinasi dari stok minyak mentah dalam upaya untuk mengurangi gangguan pasokan minyak dan gas dari Rusia.

Pasar mata uang juga cukup sepi dimana euro kembali di sekitar $1,12 setelah jatuh serendah $1,11210 pada satu titik di hari Senin. Rubel Rusia stabil setelah jatuh sebanyak 30% ke rekor 120 per dolar setelah negara-negara Barat dan sekutu mereka menampar Rusia dengan sanksi baru, tetapi menyusul tindakan oleh bank sentral Rusia, rubel terakhir diperdagangkan pada 102 per dolar.