Bursa saham melakukan konsolidasi

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih rendah akhir pekan kemarin. Sentimen kenaikan gagal mempertahankan kenaikan yang terjadi diawal perdagangan. Terpukul oleh data perumahan yang lemah ditengah bayang-bayang lapora laba perusahaan yang solid. Pada perdagangan hari Jumat (19/10), pasar berombak bertepatan dengan menjelang peringatan ke-31 “Black Monday” tahun 1987.

Indeks Dow Jones naik 64,89 poin atau 0,3% ke 25.444,34. Indek S & P 500 turun satu poin ke 2,767.78. Sebagian besar sektor teknologi menyerah dari kenaikannya. Indek Nasdaq turun 36,11 poin atau 0,5% menjadi 7.449,03. Selama sepekan ini, baik Dow Jones dan S & P 500 naik sedikit sebesar 0,4% sementara indek Nasdaq merosot 0,6% dan memperpanjang kerugian ke minggu ketiga.

Penjualan rumah yang ada turun 3,4% pada bulan Agustus, menurut National Association of Realtors, level terendah sejak November 2015. Sementara sejumlah laporan pendapatan perusahaan tetap sehat dengan lebih banyak perusahaan melaporkan laba per saham yang lebih baik dari perkiraan di atas rata-rata lima tahun.


Data perumahan menyeret bursa saham turun, dimana sejumlah saham beringsut turun dari level tertinggi sebelumnya. Pasar sendiri memiliki pengalaman tidak enak dibulan Oktober. Bulan yang dianggap menyeramkan untuk pasar, di mana keuntungan dan kerugian besar bisa hilang dengan cepat. Ini benar-benar pertarungan antar banteng dan beruang, dan benar-benar antara fundamental yang kuat dan isu-isu yang mengganggu tepat di depan mara. Apa yang terlihat adalah konsolidasi pasar untuk menemukan jalurnya.


Sehari sebelum akhir pekan, pada perdagangan di hari Kamis, sejumlah bura saham juga menurun. Menimbulkan pertanyaan lanjutan apakah investor meragukan penghasilan kuartal ketiga sejumlah emiten untuk mendorong harga saham ke harga tertinggi baru. Mengingat, semua orang menerima bahwa pertumbuhan laba akan melambat tahun depan dan suku bunga akan naik.


Secara historis itu bukan campuran yang bagus untuk saham. Terlebih bila melihat kondisi ekonomi global saat ini. Pun juga tren kebijakan moneter Bank Sentral AS yang “hawkish” tentu semakin meningkatkan resiko dan perlu sifat kehati-hatian. Secara ekstrin, puncak Bullish pasar telah tercapai.


Sepinya sentiment pasar dari kekosongan agenda akan membuat perdagangan dalam minggu ini bisa datar-datar saja. Perhatian pasar akan kembali kepada laporan keuangan emiten. Ada sedikit nuansa sentiment politik dari kelanjutan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi yang membawa ketegangan hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat. Pasar juga akan memperhatikan hasil penjualan obligasi Jerman dan Italia.


Sementara itu, dalam perdagangan di Asia, bursa saham di China membukukan keuntungan harian terbaik mereka sejak awal Agustus hingga mengakhiri minggu ini dengan catatan tinggi. Kenaikan ini dorong pernyataan Beijing yang menenangkan tentang kesehatan ekonomi meskipun data produk domestik bruto untuk kuartal ketiga lebih lemah dari yang diperkirakan.


PDB China tumbuh 6,5% antara Juli dan September dari kuartal yang sama tahun sebelumnya, turun sedikit dari 6,7% pertumbuhan di kuartal sebelumnya dan lebih rendah dari ekspektasi analis yang menaksir terjadinya pertumbuhan sebesar 6,6%. Namun, hasil mengecewakan itu semakin terguncang setelah para pejabat mengatakan mereka fokus untuk mendukung pasar saham, menawarkan jeda singkat untuk sebuah wilayah yang telah melihat pelemahan di tengah bentrokan perdagangan dengan AS.


Gubernur bank sentral China dan regulator perbankan dan sekuritas mengatakan volatilitas yang baru-baru ini terjadi di bursa saham China tidak mencerminkan fundamental ekonomi negara dan “sistem keuangan yang stabil.” Sementara investor juga takut jika China, sebagai ekonomi terbesar kedua, mulai mengalami penderitaan lebih lanjut, itu bisa membanjiri modal ke ekonomi pasar berkembang dan kemudian mengembangkan pasar seperti AS.


Pelaku pasar juga mengamati meningkatnya ketegangan antara AS dan Arab Saudi setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada mengumumkan bahwa ia menarik diri dari konferensi investasi di Riyadh sebagai tanggapan atas lenyapnya wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, yang juga warga AS.


Indek Shanghai naik 2,6% menandai kenaikan satu hari terbaik sejak 7 Agustus, sementara indek Shenzhen juga melonjak 2,6%, menjadi sesi terbaik sejak 9 Agustus.


Pada perdagqangan emas, harga sedikit lebih rendah dan harga minyak mentah dalam perdagangan berjangka diperdagangkan naik setelah Indek Dolar AS turun. (Lukman Hqeem)