Bursa saham berbalik menguat kembali setelah kekhawatiran akan menyebarnya krisis lira Turki bisa mereda.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS berakhir lebih rendah pada perdagangan rabu (22/05/2019) setelah serangkaian laporan laba emiten yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini membayangi hasil risalah FOMC yang menegaskan kembali sikap ‘sabar’ bank sentral AS.

Indeks S&P 500 turun 0,3% menjadi 2.856, diikuti indeks Dow Jones yang terkoreksi 101 poin, atau 0,4%, berakhir di 25.776. Sedangkan indeks komposit Nasdaq turun 0,4% menjadi sekitar 7.751.

Bursa menurun setelah risalah rapat FOMC mengkonfirmasi bahwa suku bunga akan tetap ditahan untuk masa mendatang, menghilangkan sentimen hawkish Fed sama sekali. Disisi lain, Ekonomi AS masih berkinerja lebih baik daripada hampir semua rekannya di industri maju, tetapi perlambatan manufaktur, pengeluaran konsumen, dan perumahan membuat investor khawatir. Semua tanda tampaknya menunjukkan bahwa ekonomi AS mengalami pendinginan yang luas pada awal kuartal kedua.

Bursa saham Asia sebaliknya menguat. Indek Hang Seng berakhir naik meski terbatas oleh meningkatnya kekhawatiran perdagangan menyusul laporan bahwa Amerika Serikat dapat memasukkan daftar hitam perusahaan teknologi China lainnya. Indek berakhir naik 0,2% menjadi 27.705,94 poin.

Pemerintah AS sedang mempertimbangkan sanksi seperti Huawei pada perusahaan pengawasan video China HikVision, sehingga ini meningkatkan kekhawatiran terhadap hasil perang dagang AS – China. Beijing dikabarkan kembali siap untuk melanjutkan pembicaraan, dengan mengirim duta besar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai.

Indeks Nikkei Jepang naik tipis pada perdagangan Rabu dimana pasar bergerak hati-hati karena data ekspor Jepang menunjukkan penurunan di bulan April, mengimbangi beberapa tanda positif bagi perekonomian. Saham Eksportir dan sektor teknologi memangkas kenaikan awal dan indeks saham Nikkei berakhir 0,1% lebih tinggi pada 21.283,37, setelah diperdagangkan dalam kisaran sempit karena sentimen yang rapuh tanpa tanda penurunan ketegangan dalam perang dagang AS – China.

Fokus investor sekarang pada pembicaraan dagang antara Jepang dan AS yang dijadwalkan akhir pekan ini. Menurut sebuah sumber, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan mengunjungi Jepang pada 24 Mei untuk bertemu dengan Menteri Ekonomi Toshimitsu Motegi guna mempercepat pembicaraan perdagangan menjelang pertemuan puncak para pemimpin negara beberapa hari setelahnya. Hari ini, akan dirilis data PMI Manufaktur Flash pada 07.30 WIB.

Indeks saham Kospi Korea Selatan ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu. Investor asing terus membeli saham lokal, sehingga menenangkan kekhawatiran seputar meluasnya ketegangan trade war China – AS. Mata uang won Korea Selatan menguat setelah adanya komentar dari pejabat bank yang akan mengekang pelemahan won lebih lanjut, sementara yield obligasi acuan turun.

Indeks Kospi ditutup naik 3,61 poin, atau 0,18 persen, pada 2,064,86. Meningkatnya kekhawatiran meluasnya perang dagang AS-China justru memicu harapan investor terhadap lahirnya kebijakan stimulus China lebih lanjut. Tak heran banyak investor asing justru membeli kontrak berjangka KOSPI.

Lembaga pemerintahan mengisyaratkan bahwa kebijakan moneter Korea Selatan perlu secara substansial akomodatif untuk melawan inflasi yang melambat dan disertai permintaan domestik yang lamban. Lembaga ini juga menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 2,4 persen. (Lukman Hqeem)