ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia naik di awal perdagangan, meski berakhir turun. Perdagangan hari Rabu dibayang-bayangi dengan memanasnya konflik di Timur Tengah.
Sementara itu, inflasi Cina menurun lebih dalam dari yang diperkirakan pada bulan Maret karena permintaan menurun setelah liburan Tahun Baru Imlek, demikian data resmi menunjukkan. Indek Harga Konsumen (IHK) Cina hanya naik 2,1% dari angka tahun ke tahun di bulan Maret. Pencapaian ini jauh di bawah ekspektasi sebesar 2,6 % dan turun tajam dari 2,9 % pada Februari. Sementara Indek Harga Produsen (IHP) naik 3,1 % secara tahunan , lebih rendah dari perkiraan sebesar 3,3 % dan turun 3,7 % di bulan sebelumnya.
Indeks bursa saham Hong Kong, Hang Seng naik 0.5% persen di akhir perdagangan, dengan saham-saham energi dan teknologi bertahan dengan baik setelah harga minyak melonjak dan CEO Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf kepada anggota parlemen AS untuk skandal privasi.
Bursa saham Jepang juga jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga sesi di tengah laporan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan sanksi yang lebih agresif kepada Suriah dalam 48 jam ke depan. Indeks Nikkei merosot 0,49 % berakhir pada 21,687.10.
Saham ritel adalah salah satu yang terpukul paling parah setelah prediksi laba setahun penuh J.Front Retailing jatuh jauh dari ekspektasi pasar. Fast Retailing turun 1,3 persen, J.Front Retailing kehilangan 9,3 persen dan Takashimaya menurun 3,3 persen.
Saham SoftBank melonjak 3,5 persen di belakang laporan bahwa perusahaan telekomunikasi Sprint yang dimilikinya telah melanjutkan pembicaraan merger sementara dengan grup telekomunikasi saingan T-Mobile AS.
Dalam rilis ekonomi, pesanan mesin inti di Jepang naik 2,1 persen secara musiman disesuaikan secara berurutan pada Februari, kata Kantor Kabinet – datang di 891,0 miliar yen. Itu mengalahkan perkiraan untuk penurunan 2,5 persen menyusul lonjakan 8,2 persen pada Januari. (Lukman Hqeem)