ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia jatuh pada Rabu (05/12), melacak sesi brutal perdagangan di lantai bursa Amerika Serikat. Meski demikian, para pialang masih tetapi optimis bahwa gencatan senjata dalam Perang Dagang AS – China akan memberikan harapan yang lain baik. Tak heran bila perdagangan saham setelah komentar dari pemerintah China berangsur naik membantu untuk membendung kerugian yang lebih besar.
Pada perdagangan di hari Selasa, Indek Dow Jones turun hampir 800 poin. Hasil perdagangan pada imbal hasil Obligasi AS tenor 10-tahun jatuh ke level terendah dalam tiga bulan. Ini menandakan bahwa pasar obligasi khawatir tentang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Akibatnya memicu aksi jual secara besar-besaran di lantai bursa Wall Street.
Padahal sehari sebelumnya, pasar menguat setelah pemerintahan Trump mengatakan AS dan China menyetujui gencatan senjata sementara dalam sengketa perdagangan, tetapi kebingungan muncul hanya atas apa yang telah disepakati. Pekan lalu, saham melonjak ketika ketua Federal Reserve mengindikasikan bank sentral dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Komentar baru di bagian perdagangan China tampaknya membantu menutupi aksi penjualan ini. Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan pada Rabu (05/12) bahwa pihaknya akan mulai menerapkan langkah-langkah yang disepakati dengan AS “segera,” mengakui jadwal 90 hari untuk pembicaraan perdagangan yang dirujuk oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa.
Indek Hang Seng Hong Kong ditutup turun 1,6%, dimana sejumlah saham teknologi tertekan. Saham Tencent turun 2,3% dan perusahaan komponen smartphone AAC dan Sunny Optical masing-masing turun 3,7% dan 7,3%. Saham sektor perbankan juga jatuh, dimana saham HSBC turun 2% dan China Construction Bank (CCB) turun sebesar 2,7%. Di bursa China, Indek Shanghai turun 0,6% sementara Indek Shenzhen berakhir dengan kenaikan 0,2%.
Indek Nikkei Jepang, ditutup turun 0,5%, dengan saham keuangan bernasib buruk sebagaimana saham-saham perusahaan asuransi seperti Dai-Ichi Life dan Nomura yang masing-masing turun sekitar 3%. Pembuat Robotika Fanuc turun lebih dari 3%.
Indek KOSPI Korea Selatan turun 0,7%, dimana saham Samsung turun 1,7%. (Lukman Hqeem)