ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat, berakhir turun dalam perdagangan hari Selasa (20/11) akibat anjloknya saham-saham sektor teknologi dan ritel. Pernyataan dari Jeffrey Gudlach, pendiri Doubleline Capital mengatakan harga saham-saham saat ini masih terlalu mahal dan belum mencapai posisi “panic low”.
Paska pernyataan ini, indeks-indeks utama menyentuh posisi terendahnya, dimana Indek Dow Jones turun hampir 650 poin sementara S&P 500 dan Nasdaq sempat rontok lebih dari 2%. Akhirnya Indek Dow Jones ditutup turun 551,8 poin atau 2,21% ke posisi 24.465,64, Indek S&P 500 turun tajam 1,82% ke 2.641,89, dan Indek Nasdaq kehilangan 1,7% menjadi 6.908,82.
Penurunan hari Selasa terjadi setelah Dow Jones anjlok 395 poin hari Senin. Jatuhnya perdagangan dibursa saham AS pada hari Senin tersebut berimbas pada perdagangan di bursa saham Asia. Indeks Nikkei 225 ditutup anjlok 1,09%, Hang Seng turun 2,02%, dan Indek Kospi terkoreksi 0,86%.
Bursa Hong Kong ditutup turun tajam, sejalan dengan aksi jual pasar saham dunia. Saham-saham perusahaan teknologi Hong Kong menjadi pemimpin penurunan ini menyusul langkah investor yang melepas saham sektor ini di bursa AS.
Sementara itu di China daratan, Indek Shanghai terperosok 2,13% ke 2.645,85 dan Shenzhen Composite Index tenggelam 2,72% ke posisi 1.378,92.
Beberapa saat sebelumnya, bursa Jepang juga mengakhiri perdagangan hari Selasa di zona negatif. Bursa Tokyo juga terdampak sentimen negatif aksi jual yang melanda Wall Street akibat memanasnya perang dagang dan melambatnya pertumbuhan sektor teknologi.
Selain itu, skandal keuangan yang dialami Carlos Ghosn, chairman pabrikan mobil asal Jepang Nissan, juga ikut menyeret turun saham-saham sektor otomotif.
Saham Nissan kehilangan 5,45% nilainya setelah sempat anjlok hingga 6,51%. Saham Mitsubishi Motors juga tenggelam 6,84%. Indeks Nikkei 225 terperosok 1,09% dan ditutup di 21.583,12, AFP melaporkan.
Kasus Nissan memberi semacam ketidakpastian pada pasar,” meski dampak kasus ini pada sektor teknologi tapi masih terbatas. Pasar lebih merasa was-was dengan menyeruaknya kembali kecemasan investor terkait perang dagang AS – China serta melambatnya pertumbuhan sektor teknologi yang menghantam kinerja Wall Street dini hari tadi.
Sementara pada perdagangan di Korea Selatan, Indek KOSPI turun setelah sejumlah saham perusahaan teknologi mengikuti rekan-rekan AS mereka dengan diperdagangkan lebih rendah. Indek Kospi berakhir turun 17.98 poin atau 0.7 % pada 2,082.58. Saham teknologi kelas berat Samsung Electronics kehilangan 2 % dan pembuat chip SK Hynix jatuh 3.3 %.
Pada perdagangan Asia hari ini, diperkirakan masih akan mengikuti jejak perdagangan di bursa saham AS. Baik Hang Seng, Nikkei dan KOSPI diperkirakan akan dibuka melemah dan tertekan sepanjang sesi perdagangan hari ini. (Lukman Hqeem)