Steve Mnuchin (Foto Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS mengindikasikan akan menguat dalam perdagangan Rabu (19/12). Optimisme pasar dilandasi kesepakatan baru dalam krisis penyelesaian Perang Dagang AS – China. Investor masih harus bersabar menunggu hasil pertemuan FOMC Bank Sentral AS.


Dalam perdagangan elektronik, Indek Dow Jones telah naik 128 poin, atau 0,6%, menjadi 23.745, sementara Indek S & P 500 naik 16 poin, atau 0,6%, menjadi 2.554. Indek Nasdaq naik 37 poin, atau 0,6%, menjadi 6.520,50.


Pada hari Selasa, Indek Dow Jones berakhir naik 0,4% ke 23.675,64, sedangkan indek S & P 500 naik ke 2,546.16. Indek Nasdaq naik 0,5% ke 6.783,91. Ketiga patokan bursa saham AS ini menyentuh posisi tertinggi pada pagi hari mereka. Dow naik hingga setinggi 335 poin.


Optimisme menghampiri bursa saham setelah kabar adanya pembicaraan kembali dalam menyelesaikan Perang Dagang AS-Cina. Kabar berhembus setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS dan China akan bertemu pada bulan Januari untuk menengahi gencatan senjata dalam Perang Dagang ini. Mnuching mengungkapkan dalam wawancara dengan Bloomberg News pada Selasa.


Mnuchin juga mengatakan bahwa dia menyalahkan volatilitas pasar sebagai efek dari aturan Volcker dari era keuangan-krisis dan perdagangan berfrekuensi tinggi, yang katanya dikombinasikan dengan aliran likuiditas di pasar.


Para pialang sendiri berharap The Federal Reserve akan membantu menenangkan apa yang telah menjadi atmosfer penuh gejolak bagi investor dalam beberapa minggu terakhir. Komite penetapan suku bunga bank sentral, FOMC, akan mengakhiri pertemuan dua hari pada hari Rabu dan mengumumkan keputusan apakah akan menaikkan suku bunga pada hari Rabu jam 2 siang waktu setempat.


Data CME Group, yang mengukur dana Federal Futures, menunjukkan kemungkinan sebesar 83,8% bahwa Fed akan menaikkan suku setidaknya 0,25% pada hari Rabu. Ada suara-suara terkemuka, termasuk halaman editorial Wall Street Journal, menyerukan agar The Fed berhenti menaikkan suku bunga di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi. Presiden Donald Trump dalam cuitannya pada hari Selasa pagi mempromosikan editorial Jurnal dan ikut mendesak Fed untuk berhenti.


Perlu diperhatikan bahwa jika The Fed tetap melakukan kenaikan suku bunga, investor berharap Fed bisa bersikap lebih lunak dalam kebijakan di masa depan. Investor akan mengawasi dengan seksama pernyataan Fed yang dikeluarkan untuk menemani keputusan suku bunga, serta konferensi pers pada 2:30 Rabu. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell akan membahas kenaikan suku bunga di masa depan.


Sayangnya optimisme ini tidak benar-benar meluas ke Bursa saham Asia, yang harus berakhir dalam posisi campuran. Indek Nikkei kehilangan 1%. Harga minyak mentah naik, sementara Indeks Dolar turun dan emas masih datar. (Lukman Hqeem)