Jerome Powell

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS ditutup lebih rendah Rabu (19/12), setelah konferensi pers Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menurunkan perkiraan median untuk kenaikan suku bunga pada 2019 menjadi dua kenaikan dari tiga sebelumnya. Sementara keputusan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar.


Indeks Dow Jones turun 351,98 poin atau 1,5% menjadi 23.323,66, sedangkan indeks S & P 500 turun 39,2 poin atau 1,5% menjadi 2.506,96. Indeks Nasdaq jatuh 147,08 poin, atau 2,2%, menjadi 6.636,83. Diawal perdagangan, Dow sanggup naik 381,7 poin, S & P naik 39,13 poin, sementara Nasdaq telah maju 84,95 poin pada puncaknya. Kemudian menjelang penutupan, indek bergerak turun. Indek Dow Jones jatuh 513 poin, S & P sebanyak 57,2 poin, sementara Nasdaq turun sebanyak 197,41 poin pada titik nadirnya.


Pasar terkejut dengan pernyataan yang bernada dovis tersebut. Hal ini dianggap sikap bank sentral lebih lunak dari sebelumnya. Sejumlah survei sementara pada anggota FOMC menunjukkan pemilih median mengharapkan dua kenaikan suku bunga berikutnya tahun, bukan tiga kenaikkan yang diprediksi pada pertemuan September the Fed. Mereka menyatakan bahwa bank sentral meninggalkan kebutuhan untuk “beberapa peningkatan bertahap lebih lanjut” dalam bahasa pernyataan kebijakannya.


Investor memang mengharapkan adanya kenaikan suku bunga, meskipun ada penentangan termasuk dari Presiden Donald Trump. Sebelumnya ia menyerukan agar The Fed berhenti menaikkan suku bunga di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.


Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memberi alasan bagi investor untuk optimis mengenai hubungan perdagangan AS-Cina. Ia mengatakan AS dan China akan bertemu pada Januari untuk menengahi gencatan senjata perdagangan-perang. Hal ini disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News pada hari Selasa (18/12). Pemerintah Trump tidak memberikan jadwal khusus untuk perundingan tatap muka ini. (Lukman Hqeem)