Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham Amerika Serikat beringsut naik dan pulih dari langkah turun yang yang terjadi di perdagangan sebelumnya. Pasar merasakan pukulan Yuan China sedemikian hebatnya, dalam aksi jual terbesar tahun ini di Wall Street.

Diawal perdagangan hari Selasa (06/08/2019) Indek Dow Jones naik 0,4%, sedangkan S&P 500 berjangka naik 0,43% dan Nasdaq naik 0,6%. Kenaikan ini cukup berarti mengingat pada perdagangan sebelumnya Dow Jones harus kehilangan sekitar 500 poin pada titik terendahnya. Dow futures akhirnya mampu bertahan sekitar 30 poin.

Keyakinan pasar kembali setelah mendapat dukungan dari langkah Bank Sentral China yang menetapkan titik referensi yuan lebih tinggi dari yang diharapkan pada Selasa pagi, di 6,9683 yuan.

Sikap Beijing yang lebih ramah dari sebelumnya, dimana membiarkan Yuan jatuh bebas memberikan sinyal bahwa People’s Bank of China sedang berpikir dua kali untuk menjadikan Yuan sebagai senjata simpanan dalam Perang Dagang dengan Amerika Serikat. Meski demikian, perbaikannya cukup ambigu untuk menjaga kepentingan dua sisi tetap hidup sementara masih menyampaikan pesan kepada para pialang AS yang Hawkish, bahwa dalam hal yang tidak pasti China bisa menjadikannya sebagai penekan bila pembicaraan perdagangan akan dilanjutkan.

Pada hari Senin, bursa saham mengalami mimpi terburuknya dalam setahun ini. Dow Jones anjlok lebih dari 767 poin. Indek Dow Jones berakhir dengan turun 2,9%, ke 25.717,74, sedangkan S&P 500 turun 87,31 poin, atau 3%, ditutup pada 2.844,74. Indek Nasdaq turun 278,03 poin dan berakhir pada 7.726,04, penurunan 3,5%.

Senin malam, Departemen Keuangan AS menyebut China sebagai manipulator mata uang untuk pertama kalinya sejak 1994. Pernyataan keras ini membuka pintu bagi sanksi baru dan meningkatkan ketegangan perdagangan yang sudah tinggi. Yuan mematahkan berhasil “garis krusial” di bawah 7 dolar AS. Sikap Beijing yang membiarkan turunnya Yuan ini dianggap sebagai balasan atas pengumuman rencana kenaikan tarif 10% baru dari Presiden Donald Trump senilai $ 300 miliar atas barang impor asal Tiongkok, yang akan efektif mulai 1 September. (Lukman Hqeem)