Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham A.S. jatuh di hari Senin meskipun sempat berbalik arah naik di akhir sesi perdagangan. Jatuhnya bursa karena ada harapan bahwa Federal Reserve A.S. dapat menaikkan suku bunga lebih dini pada bulan Maret. Para investor mengurangi aset berisiko dan memilih Obligasi AS, setelah yieldnya naik ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Penurunan ini merupakan lanjutan dari penurunan minggu lalu ketika muncul sinyal kuat dari The Fed akan rencana pengetatan kebijakan yang lebih cepat untuk mengatasi inflasi dan kemudian data menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang kuat, membuat investor bingung yang telah mendorong ekuitas ke rekor tertinggi selama periode liburan.

Indek Dow Jones turun 0,45%, dan S&P 500 turun 0,14%. Saham teknologi memimpin penurunan setelah rencana kenaikan suku bunga menguat. Sebelumnya, sector ini diuntungkan dengan suku bunga yang rendah, menjelang penutupan berhasil menguat kembali dan membuat indek NASDAQ naik hanya 0,05%.

Pelaku pasar hendaknya menaruh lebih banyak uang di saham sector keuangan, industri dan energi karena mereka kemungkinan akan mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang kuat yang diharapkan naik dalam beberapa bulan ke depan.

Sejumlah bank terbesar di Wall Street sekarang mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga empat kali tahun ini. Sementara Goldman Sachs menilai bahwa The Fed akan memulai proses pengurangan ukuran neraca secepat Juli. Sebagaian pelaku pasar menginginkan kenaikan suku bunga pada bulan Maret ini dan dua kali lagi di akhir tahun, dengan tiap kenaikan adalah sebesar 0.25%.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun mencapai tertinggi 1,8080% di awal perdagangan, level yang terakhir terlihat pada Januari 2020, setelah melonjak 25 basis poin minggu lalu dalam pergerakan terbesar mereka sejak akhir 2019. Imbal hasil AS kemudian mundur ke 1,7603 %. Diyakini kenaikan ini akan berlanjut.

Indeks dolar naik tipis 0,17% menjadi 95,957. Greenback telah gagal menemukan dukungan signifikan dari kenaikan imbal hasil Treasury. Euro pada perdagangan EUR/USD berdiri di $1,13270, turun 0,28% hari ini.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak turun tetapi mempertahankan kenaikan baru-baru ini, setelah naik 5% minggu lalu sebagian dibantu oleh gangguan pasokan dari kerusuhan di Kazakhstan dan pemadaman di Libya. WTI turun 0,85% menjadi $78,23 per barel dan Brent ditutup pada $80,87, turun 1,1%.

Fokus perdagangan hari ini adalah menanti pernyataan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Sebelumnya akan ada pernyataan dari Presiden ECB, Christian Lagarde dan pejabat tinggi bank sentral AS lainnya.

Minggu ini juga menjadi minggu yang sibuk dengan data inflasi AS. Pada hari Rabu akan dirilis data CPI. Diperkirakan inflasi inti AS akan naik ke level tertinggi dalam beberapa dekade di 5,4%. Kenaikan ini akan memperbesar peluang kenaikan suku bunga AS dilakukan pada bulan Maret. Sementara musim laporan pendapatan perusahaan yang dimulai minggu diawali dari saham perbankan AS di hari Jumat.