ESANDAR, Jakarta – Banyak bursa saham Asia-Pasifik yang turun pada hari Jumat (16/03), dimana sejumlah pasar mendapatkan sedikit tekanan dari aktivitas Eropa dan A.S. semalaman setelah perdagangan sepanjang minggu yang berombak.
Penurunan tersebut datang dengan latar belakang gemuruh politik yang lebih global. Pelaku pasar mencerna sanksi A.S. terhadap Rusia, reshuffle di Gedung Putih dan keputusan Penasihat Khusus Robert Mueller untuk memanggil Organisasi Trump tersebut.
Sebagian besar indeks di Asia turun 0,25% dan Indek S&P 500 futures turun 0,1%, sebuah reli ke posisi tertinggi untuk yen mengirim bursa saham Jepang ke posisi terendah dalam satu sesi ini setelah istirahat di tengah hari. Indek Nikkei baru-baru ini telah turun 0,7% karena yen naik secara luas sebesar 0,4% terhadap mata uang global utama lainnya. Yen kembali mendekati level terkuat di bulan Maret.
Pasar saham pada umumnya cenderung lebih tinggi setelah kemerosotan bulan lalu. Tapi, seperti yang diilustrasikan dalam aksi up-and-down minggu ini, itu belum tanpa cegukannya. Meskipun secara technikal, tampaknya akan menjadi lebih baik.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik di atas rata-rata pergerakan 50 hari selama tiga hari berturut-turut. Hal ini menjadi indikator tren jangka pendek. Momentum ke atas mulai membaik, yang bisa dianggap sebagai sinyal positif bagi prospek pasar dalam pertempuran antara Bearish dan Bullish yang telah berlangsung.
Pun demikian, pasar saham masih tetap menghadapi risiko penurunan. Jatuhnya pasar bisa terjadi sebagai ekses meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak berjangka sedikit lebih rendah. Juga, harga bitcoin (BTCUSD), yang stabil di sekitar $ 8.000, menurut data CoinDesk. Bitcoin telah jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu bulan Kamis.
Ke depannya pasar akan memperhatikan pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan akan dimulai pada hari Selasa. Sementara Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Pelaku pasar juga akan mencari indikasi sejauh mungkin potensi kenaikan empat kali suku bunga di tahun ini. Proyeksi ekonomi bank sentral pada bulan Desember menunjukkan konsensus yang berpusat di sekitar tiga kali kenaikan saja. (Lukman Hqeem)