Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia memulai hari ini dengan relatif sepi. Hasil perdagangan bursa saham AS pada Jumat (29/12/2017) berakhir minus. Mata uang Kiwi melemah sementara harga minyak mentah masih bertahan diatas $60 per barel.

Bursa saham Australia berakhir naik sementara pasar berjangka Indek saham S&P 500 naik sebesar 0,2% pada perdagangan pagi ini di sesi Asia. Kenaikan yang terjadi berpijak pada penurunan yang terjadi saat perdagangan hari Jumat berakhir minus 0.5%.
Perdagangan masih sepi mengingat bursa saham Tokyo masih akan tutup hingga hari ini, Selasa (2/1/2017) . Sementara perdagangan di Selandia Baru masih tutup.

Para investor melihat kepada data Ekonomi Cina, yang bisa mengarahkan bukti bahwa perekonomian terbesar di Asia tersebut menunjukkan adanya pelemahan ditahun depan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini masih belum banyak mendapat gangguan berarti.

Data resmi yang diterbitkan pemerintah Cina menunjukkan aktifitas manufaktur mereka mengalami penurunan meskipun masih tumbuh, sebesar 51.6 dibulan Desember. Pertumbuhan ini menjauhi kontraksi diangka dibawah 50.

Data indikator manufaktur Cina versi Markit diperkirakan akan menurun tipis ke 50.7 dibulan Desember dari 50.8 dibuan November. Indikator ekonomi Inggris dan AS, yaitu data manufaktur akan diumumkan pada hari ini.

Saham global ditahun lalu mencatatkan kinerja terbaiknya sejak 2009. Kenaikan didorong sejumlah sentimen global, khususnya pertumbuhan ekonomi internasional. Meski lamban, namun tumbuhdengan momentum sejumlah kebijakan moneter yang mulai dikurangi oleh sejumlah Negara-negara besar. Ini menjadi angin segar bagi saham sementara menjadi sebuah tantangan bagi Dolar AS.

Pada perdagangan pasangan mata uang USDJPY diperdagangnkan jatuh 0.1 % ke 112.74 per dolar. Sementara EURUSD berubah tipis di $1.2013 dan GBPUSD naik 0.1% ke $1.3513. Dolar Australia turun 0.1% ke 78.12 sen USA, sementara Dolar Selandia Baru berbalik arah menjadi turun sebesar 0.1% ke 71.02 Sen USA. Setelah sembilan kali sesi perdagangan sebelumnya menguat.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah WTI turun 0.3% meski masih diatas $60.25 per barel. Sementara harga emas naik 0.3 % ke $1,306.07 per ons. Harga termahal sejak September kemarin, dengan catatan kinerja perdagangan naik selama delapan kali beruntun. Perdagangan Bitcoin jatuh ke $13,600, turun 5 % sejak 29 Desember 2017. (Lukman Hqeem)