ESANDAR – Bursa saham Asia memulai perdagangan pada dekade baru ini dengan menguat. Pada hari Kamis, (02/01/20) setelah bursa saham global mengakhiri perdagangan di akhir tahun dalam rekor tertinggi. Kenaikan bursa juga didukung oleh naiknya bursa Cina setelah Beijing melonggarkan kebijakan moneter untuk memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Para investor juga menyambut gembira berita bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani pakta perdagangan segera setelah satu tahun perundingan yang tidak menentu antara dua ekonomi terbesar dunia. Sementara Indek MSCI untuk bursa saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,35% di perdagangan pagi hari setelah naik 5,6% pada bulan Desember.
Presiden A.S. Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa kesepakatan perdagangan dengan China fase satu akan ditandatangani pada 15 Januari di Gedung Putih, meskipun ketidakpastian melingkupi rincian tentang perjanjian tersebut. Meningkatnya harapan untuk resolusi perang perdagangan AS-Tiongkok membantu mendorong ekuitas global mencapai rekor tertinggi akhir tahun lalu dan menekan nilai dolar AS.
Indeks dunia dari kinerja saham di 49 negara menyentuh level tertinggi sepanjang masa 567,80 pada 27 Desember. Terakhir dikutip pada 565,46, turun 0,41% dari puncak itu. Indeks China menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di dunia tahun lalu, kini mengalami kenaikan 1,34% di awal perdagangan hari Kamis.
Bank sentral China pada hari Rabu menyatakan akan memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, melepaskan sekitar 800 miliar yuan dana yang efektif 6 Januari. Pun demikian, menurut Jim McCafferty, kepala penelitian ekuitas Asia-Jepang di Nomura di Hong Kong sudut moneter dalam hal apa artinya bagi perusahaan, tidak begitu penting, namun untuk apa artinya bagi sudut pandang konsumen, maka jelas jika ada uang mudah dan … individu dapat meminjam dengan murah, membayar utang dengan cepat, maka itu tentu saja akan membantu ekonomi dan perusahaan.
McCafferty menambahkan bahwa dia mengharapkan dengan memori up-cycle dan pengembangan handset baru yang didorong oleh peluncuran teknologi mobile 5G dapat membantu mengangkat pasar teknologi-berat seperti Korea dan Taiwan tahun ini.
Indek KOSPI Korea Selatan memulai tahun ini dengan turun 0,85%, sedangkan bursa saham Jepang masih ditutup untuk hari libur nasional. Kenaikan indek Asia mengikuti hasil akhir yang bullish untuk tahun ini di Wall Street pada hari Selasa. Indek Dow Jones naik 0,27% menjadi 28.538,44 dan S&P 500 naik 0,29% menjadi 3.230,78. Indek Nasdaq naik 0,3% menjadi 8,972.60. (LH)