Esandar, Jakarta – Bursa saham Asia dan Eropa berakhir turun pada Kamis (22/02/2018). Terpengaruh hasil minus perdagangan bursa AS sebelumnya. Risalah Komisi Perdagangan Pasar Bebas Federal, FOMC menjadi sentiment negative pasar.
Faktor ini mendorong kenaikan imbal hasil obligasi ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Memberikan pukulan bagi harga Emas dan membuat dolar AS berada di dekat level tertinggi satu minggu. Dalam risalah tersebut, bank sentral AS konsisten ingin menaikkan suku bunga setidaknya tiga kali di tahun 2018. Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 466.21 poin atau 1.5 persen menjadi 30,965.68.
Indek Nikkei turun tajam mendekati level terendah satu minggu karena potensi kenaikan suku bunga AS. meningkatkan permintaan yen. Indeks Nikkei merosot 234.37 poin atau 1.07 persen menjadi 21,736.44 dengan saham Ricoh jatuh 3.9 persen.
Bursa saham Seoul juga turun di tengah aksi penjualan investor asing dan institusi pada ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat di AS. Kospi turun 15.37 poin atau 0.63 persen menjadi 2,414.28. Saham teknologi Samsung Electronics, SK Hynix dan LG Electronics semuanya berakhir turun lebih dari 1 persen.
Jatuhnya bursa saham Asia merembet diperdagangan Eropa. Bursa saham Jerman memperpanjang kerugian dari sesi sebelumnya setelah imbal hasil obligasi membebani sentiment. Sementara data survei institut Ifo menunjukkan bahwa indeks sentimen bisnis Jerman turun lebih dari yang diperkirakan ke 115.4 di bulan Februari dari 117.6 di bulan Januari. Indeks acuan DAX turun 130 poin atau 1.05 persen menjadi 12,340 setelah turun 0.1 persen pada hari sebelumnya.
Akhirnya bursa Saham AS. Mampu bangkit dari keterpurukannya pada perdagangan sebelumnya. Dow Jones mencoba berbalik arah dari penurunan dua hari beruntun. Indek Dow Jones naik 200 poin, dengan United Technologies sebagai saham berkinerja terbaik dalam indeks. Indek S&P 500 naik 0.8 persen, dengan energi dan telekomunikasi naik lebih dari 1 persen. Indek Nasdaq menguat 0.7 persen.
Pada perdagangan komoditi berjangka, pergerakan harga emas menguat di sesi Eropa dan AS meski dolar AS dan imbal hasil obligasi AS mendapat tekanan berbanding terbalik dengan pemulihan ekuitas karena para pelaku pasar tetap berhati-hati terhadap prospek logam kuning di tengah peningkatan ekspektasi Fed akan menaikkan suku bunga di bulan depan.
Di sisi lain, data inflasi yang lebih tinggi akan memberi Federal Reserve keputusan lebih bebas untuk menaikkan suku bunga dengan lebih agresif. harga emas untuk kontrak pengiriman April naik $ 0.40 atau 0.03% menjadi $ 1,331.60 per troy ounce. (Lukman Hqeem)