bursa saham

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Setelah melewati malam Natal terburuk dalam sejarah pasar saham, Dow Jones membalasa pada perdagangan hari Rabu (26/12) dengan memecahkan rekor hari perdagangan terbaik setelah Natal. Indek Dow Jones mencatat kenaikan lebih dari 1.000 poin. Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam satu hari untuk pertama kalinya sejak 23 Maret 2009. Aksi beli kembali didorong oleh kondisi pasar yang jenuh jual.


Indek Dow Jones berakhir dengan kenaikan 1,086,25 poin, atau 5%, pada 22,878,45. Indek S&P 500 melonjak 116,60 poin, atau 5%, berakhir pada 2.467,70. Indek Nasdaq naik melompat 361.44 poin, atau 5.8%, menjadi 6.554.36.

Dalam perdagangan yang pendek pada malam Natal di hari Senin, Dow Jones Industrial Average turun 653,17 poin, atau 2,9% menjadi 21.792,20, menandai penutupan terendah sejak 7 September 2017, sementara indeks S&P 500 turun 2,7% menjadi 2.351,10 , terendah sejak 21 April 2017. Indeks Nasdaq jatuh 2.2% ke 6.192.92, mencatat sebagai penutupan terendah sejak 10 Juli 2017.


Sepanjang bulan Desember ini, bursa saham turun tajam dimana ketiga indek utama turun lebih dari 10% untuk bulan ini dan Nasdaq telah masuk di wilayah pasar bearish. Sejumlah investor berpendapat bahwa bursa saham masih dalam kondisi bearish, dalam jangka menengah hingga pendek ini. Penguatan kembali secara tajam yang disaksikan Rabu dan dalam sesi lain dalam beberapa bulan terakhir hanya karakteristik pantulan tajam dari kondisi jenuh jual yang sering terlihat dalam kondisi pasar bearish.


Sektor ritel menjadi pemimpin kenaikan diperdagangan hari Rabu, dimana mengalami kenaikan 6,3% untuk perusahaan diskresioner konsumen memimpin sektor S&P 500 ke atas. Di antara perusahaan konsumen-discretionary, saham Amazon.com Inc. membantu mengatur naik lebih dari 9% setelah perusahaan mengatakan mencatat rekor lain musim liburan.


Pembeli memberikan peningkatan penjualan liburan terkuat untuk ritel A.S. dalam enam tahun, menurut Mastercard Spending Pulse, yang melacak pengeluaran online dan di dalam toko dengan segala bentuk pembayaran.


Sementara sektor energi juga naik lebih dari 6%, dimana saham-saham perusahaan minyak terangkat oleh kenaikan tajam untuk harga minyak mentah.


Bursa saham Eropa tetap ditutup pada hari Rabu sementara bursa saham Asia berakhir menguat pula. Indek Nikkei 225 ditutup naik 0,9% setelah turun 5% pada hari Selasa sebagai reaksi terhadap kerugian Wall Street. Indek Shanghai turun 0,3%.
Indek Dolar AS naik 0,5%, sementara harga emas menambah kenaikan tipis. Harga minyak berjangka, yang berada di bawah tekanan berat pekan lalu dan Senin, berada dalam mode rebound, memantul tajam dari level terendah 17-bulan. Harga untuk kontrak pengiriman bulan Februari naik 8% mengikis penurunan harga pada malam Natal sebelumnya.


Pasar selanjutnya mencermati data ekonomi pengembanga. Indek harga hunian di 20 kota yang dirilis oleh Case-Shiller menunjukkan kenaikan sebesar 0,4% yang disesuaikan secara musiman pada Oktober, sementara kenaikan tahun-ke-tahun turun menjadi 5% dari revisi 5,2% pada September.


Sementara itu, Gedung Putih pada hari Rabu membantah laporan CNN bahwa Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam “bahaya serius” setelah gagal berupaya menenangkan pasar. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan kepada NBC News bahwa dia yakin Presiden Donald Trump senang dengan Mnuchin. Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, Hassett juga mengatakan pekerjaan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell adalah “100% aman.” Trump sendiri terbukti telah berulang kali mengkritik The Fed dan Powell karena kebijakan pengetatan moneter.


Disisi lain, penutupan operasional pemerintah federal masih berlangsung disaat anggota parlemen di Washington bergumul tentang pendanaan untuk tembok perbatasan yang diusulkan Trump. Presiden juga mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintah tidak akan dibuka kembali sampai “kami memiliki tembok, pagar, apa pun yang mereka suka menyebutnya.”


Pasar mengalami perubahan besar pada awal Oktober ketika Powell berbicara secara agresif tentang kenaikan suku bunga di masa depan, secara efektif mengakhiri kerangka kerja yang telah melihat saham mampu mengumpulkan pada jaminan kebijakan mudah lanjutan oleh para bankir sentral. Upaya selanjutnya untuk melunakkan pesan telah gagal meyakinkan pasar. Investor disisi lain mempertanyakan apakah aksi jual baru-baru ini berakar pada kekhawatiran yang sah atas prospek ekonomi dan keuntungan perusahaan. (Lukman Hqeem)