Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas telah bertahan di siklus bullish tertinggi $1.920 menyusul perdagangan yang penuh dengan volatilitas di minggu lalu. Gerak harga emas didorong oleh data ekonomi AS terkini bahwa Indeks Harga Konsumen, (IHK) telah mendingin dan memicu aksi jual dalam Dolar AS. Hal ini turut mendukung pembelian atas aset berisiko dan Emas juga.

Ekspektasi pasar berkembang bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat akan berjalan melambat. Sebagian besar pelaku pasar mengharapkan ada kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan Federal Reserve berikutnya.

Hasil seperti itu diperkirakan akan membuat bulls terus bermain pada pasar emas dimana lingkungan suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan untuk komidtas ini yang memang tidak memberikan imbal hasil. Dorongan kenaikan harga lebih lanjut juga didukung oleh potensi pembelian yang kuat dari bank sentral dimana diketahui bahwa China menambahkan emas senilai 30 triliun ke cadangan pada bulan Desember, menurut ANZ Bank.

Namun, setelah Indeks Harga Konsumen, minggu lalu, pasar terlihat meremehkan potensi Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga yang lebih tinggi dan lebih lama. Indek PCE Inti sebagian besar berada dalam kisaran 4,5-5,5% sejak November 2021. Hal ini membuat Federal Reserve perlu melihat peningkatan lebih lanjut bahkan sebelum mempertimbangkan segala jenis pivot.

WIRP, (probabilitas suku bunga dunia), menyarankan kenaikan 25 bp pada 1 Februari telah diperhitungkan sepenuhnya, dengan peluang hampir 30% dari pergerakan 50 bp yang lebih besar. Mereka juga mencatat bahwa kenaikan 25 bp lainnya pada 22 Maret sudah diperhitungkan sepenuhnya, sementara satu kenaikan 25 bp terakhir di kuartal kedua hampir 45% dengan harga yang akan membuat batas atas suku bunga Dana Fed naik menjadi 5,25%. ”Namun,” kata mereka, ”pasar swap terus menetapkan harga dalam siklus pelonggaran pada akhir tahun dan kami tidak melihat itu terjadi.”

Untuk sementara logam mulia tidak lagi dalam mode jual, namun terus ada risiko koreksi karena belum tentu inflasi telah dikalahkan dan bahwa bank sentral AS siap untuk tidak terlalu membatasi dalam waktu dekat.

Para eksekutif Federal Reserve tetap bersikap hawkish. Patrick Harker dari Federal Reserve mengatakan bahwa dengan kenaikan 25 bp akan sesuai kedepannya. Namun meski ini mungkin terdengar dovish, Harker menambahkan bahwa dia mengharapkan kenaikan suku bunga dapat dilakukan “beberapa lagi” di tahun ini. Kata “Beberapa” dalam pernyataan eksekutif Fed memang sulit diterjemahkan, bisa berarti tiga atau empat kali kenaikan. Dengan demikian, pagu FFR adalah di 5.5% dari besaran tingkat suku bunga saat ini di 4,5%. Di tempat lain, James Bullard mengatakan The Fed harus mendapatkan suku bunga di atas 5% sesegera mungkin dan kemudian mempertahankannya di sana.

Pada minggu lalu, eksekutif Fed yang berbicara adalah John Williams, Raphael Bostic, Patrick Harker, Lorie Logan Susan Collins dan Lael Brainard.

Pada minggu depan, perhatian pasar akan ditujukan pada sejumlah hal, diantaranya adalah laporan Buku Beige Federal Reserve pada hari Rabu. Sebagian besar indikator menunjukkan perlambatan lebih lanjut dalam ekonomi riil serta tekanan harga dan upah yang lebih rendah. Namun, data pasar tenaga kerja menunjukkan kekuatan yang sedang berlangsung dalam perekrutan dan kami berpikir bahwa pada akhirnya akan membatasi penurunan rata-rata pendapatan per jam. Secara keseluruhan, diharapkan Beige Book melukiskan gambaran ekonomi yang beragam yang menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan pengetatan jika data menjamin.

Secara teknis, harga Emas telah bertemu dengan area resisten $1.920, dalam kerangka waktu per 4 jam terlihat indikasi ke bawah. Harga emas berpeluang menembus level support horizontal di 1912 dan 1902 dalam upaya koreksi paska kenaikan tajam di akhir pekan lalu.