Harga emas terkoreksi oleh penguatan Dolar AS dan kenaikan bunga Obligasi AS. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas melejit kembali sebagai berkah atas daya tarik sebagai aset surgawi, Safe haven. Harga logam mulia pada hari Jumat (02/08/2019) naik ke level tertinggi dalam lebih dari enam tahun, sehari setelah Presiden Donald Trump mengintensifkan pertarungan dagang dengan Cina dengan mengumumkan tarif tambahan untuk barang-barang Cina.

Harga emas untuk pengiriman Desember di bursa Comex naik $ 25,10, atau 1,8%, menetap di $ 1,457.50 per troy ons sebagai penyelesaian kontrak paling aktif tertinggi sejak 9 Mei 2013. Harga berakhir sekitar 2,7% lebih tinggi dari penyelesaian kontrak Agustus paling aktif seminggu yang lalu.

Pergerakan perdagangan emas mengalami volatilitas setelah data pekerjaan AS, kemudian melonjak hingga ke posisi lebih tinggi, kemudian turun sebentar ke posisi terendah sesi sebelum akhirnya benar-benar pulih lagi. Departemen Tenaga Kerja mengatakan ekonomi AS menambah 164.000 pekerjaan pada Juli, tidak jauh dari perkiraan konsensus 171.000. Tingkat pengangguran tidak berubah pada 3,7%. Secara terpisah, University of Michigan mengatakan pembacaan akhir indeks sentimen konsumen untuk Juli adalah 98,4, naik dari 98,2 pada Juni.

Data pekerjaan terbaru tersebut ternyata tidak berpengaruh pada pengambilan keputusan Komite Pasar Terbuka Federal. The Fed lebih mengkhawatirkan lingkungan eksternal, khususnya terkait dengan kebijakan perdagangan, dan dengan perkembangan kenaikan tariff oleh Trump berisiko menurunkan prospek ekonomi. Mengingat itu, pasar berharap FOMC akan terus maju dan memberikan penurunan suku bunga lagi pada 2019.”

Trump pada hari Kamis mengumumkan dalam serangkaian tweet bahwa AS akan mengenakan tarif 10% pada $ 300 miliar tambahan barang dan produk impor Tiongkok. Langkah itu, mengintensifkan pertarungan perdagangan AS-Tiongkok yang telah berjalan lama, terjadi setelah Washington dan Beijing sebelumnya menggambarkan pembicaraan baru-baru ini sebagai konstruktif.

Bea impor yang lebih tinggi dan meningkatnya gesekan perdagangan global kemungkinan akan lebih membebani aktivitas industri global dan pertumbuhan ekonomi yang telah berada di bawah tekanan selama beberapa bulan terakhir. Penurunan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan kemungkinan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada kompleks logam dasar, sementara membuat aset safe haven seperti emas lebih menarik. Bursa saham AS sendiri menghapus kenaikan diawal perdagangan setelah cuitan Trump tersebut.

Semakin meningkatnya perang perdagangan AS-Cina, semakin signifikan kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga kembali dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini akan semakin positif bagi pasar logam mulia. (Lukman Hqeem)