Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas menarik beberapa aksi beli kembali saat melakukan perjalanan turun selama sesi Asia pada hari Jumat (21/07/2023) dan membalikkan sebagian penurunan retracement hari sebelumnya dari wilayah $1.987-$1.988, atau selama puncak dua bulan. Pasangan XAU/USD saat ini diperdagangkan tepat di bawah level $1.975, atau naik lebih dari 0,15% di hari ini, meskipun latar belakang fundamental menjamin kehati-hatian sebelum memposisikan diri untuk apresiasi lebih lanjut.

Sentimen yang menghidupkan kembali permintaan asset safe-haven Emas adalah pasar saham yang masih melempem. Investor berhati-hati dan khawatir atas perlambatan pertumbuhan ekonomi China, hubungan perdagangan AS-China yang memburuk, dan risiko geopolitik, sehingga terus memberikan beberapa dukungan kenaikan harga pada logam mulia sebagai asset safe-haven.

Selain itu, dorongan kenaikan didapatkan dari Dolar AS yang lemah sehingga menguntungkan Emas. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak Greenback terhadap sekeranjang mata uang, terlihat mengkonsolidasikan kenaikan semalam ke level tertinggi satu minggu karena para pedagang tampaknya tidak yakin tentang jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) di masa depan.

Prospek kenaikan harga emas memang terbatasi dengan ketidakpastian atas jalur kenaikan suku bunga Fed. Pasar telah menilai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah peningkatan 25 basis poin (bps) yang diantisipasi pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mendatang pada 25-26 Juli.

Meskipun demikian, data Klaim Pengangguran Awal yang optimis dirilis dari Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat dan mendukung prospek pengetatan kebijakan lebih lanjut oleh Fed. Hal ini semakin menimbulkan keraguan apakah Fed akan berkomitmen pada sikap kebijakan yang lebih dovish atau tetap pada perkiraan kenaikan suku bunga 50 bps pada akhir tahun ini.

Oleh karena itu, perhatian pelaku pasar akan tetap terpaku pada keputusan kebijakan FOMC yang sangat dinantikan, yang akan diumumkan Rabu depan. Ini akan diikuti oleh pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis dan pembaruan kebijakan moneter terbaru oleh Bank of Japan (BoJ) pada hari Jumat.

Mengantisipasi risiko dari pertemuan Komisi Pasar Bebas Fedaral (FOMC) Federal Reserve, para pedagang mungkin menahan diri dari menempatkan posisi yang agresif dan lebih memilih untuk menunggu lebih lanjut. Situasi yang demikian ini dapat menyebabkan pergerakan harga menjadi lebih tenang, lebih-lebih bila tidak adanya data ekonomi yang signifikan untuk menjadi penggerak pasar di hari Jumat.

Menutup perdagangan di akhir pekan ini, harga emas siap mencatatkan kenaikan untuk tiga minggu berturut-turut.  Penembusan baru-baru ini atas sejumlah resistensi mendukung pandangan pedagang yang bullish. Oleh karena itu, setiap penurunan korektif yang berarti masih dapat dilihat sebagai peluang pembelian kembali dan kemungkinan besar akan tetap terbatas, setidaknya untuk saat ini.

Secara teknis, setiap pergerakan naik selanjutnya sekarang tampaknya menghadapi beberapa resistensi di dekat area $1.980 menjelang ayunan tertinggi semalam, di sekitar wilayah $1.987-$1.988. Beberapa tindak lanjut pembelian berpotensi mengangkat harga Emas melampaui batas psikologis $2.000, untuk menguji rintangan relevan berikutnya di dekat zona pasokan $2.010-$2.012.

Di sisi lain, area $1.965 yang diikuti oleh Simple Moving Average (SMA) 100 hari, yang saat ini dipatok di sekitar wilayah $1.960, akan melindungi sisi bawah langsung. Kegagalan untuk mempertahankan level support tersebut akan mengekspos level terendah mingguan, di sekitar zona $1.946-$1.945, di bawahnya harga Emas dapat mempercepat penurunan menuju support horizontal $1.934. Namun, setiap penurunan berikutnya lebih cenderung menarik pembeli baru dan tetap terbatas di dekat wilayah $1.926-$1.925.