ESANDAR, Jakarta – Data ekonomi terkini menunjukkan bahwa ekspor China menguat kembali secara kuat pada bulan Maret, berbalik dari penurunan tajam pada Februari di tengah distorsi dari adanya liburan Tahun Baru Imlek. Laporan ini menambahkan tanda-tanda tambahan stabilisasi di Negeri Tirai Bambu.
Ekspor China naik 14,2% dari tahun sebelumnya di bulan Maret, menyusul penurunan 20,7% di bulan Februari, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan. Sebuah jajak pendapat Wall Street Journal dari 16 ekonom telah memperkirakan nilai pengiriman ke luar negeri naik 8,7%.
Impor turun 7,6% dari tahun sebelumnya di bulan Maret, dibandingkan dengan penurunan 5,2% di bulan Februari, menurut data bea cukai. Jajak pendapat Jurnal telah memperkirakan penurunan 1,2% dalam impor Cina.
Surplus perdagangan China dengan semua mitra dagang mencapai $ 32,64 miliar di bulan Maret, jauh lebih besar dari surplus $ 4,12 miliar yang tercatat di bulan Februari. Ekonom mengharapkan surplus $ 6 miliar.
Dalam hal yuan, ekspor Cina naik 21,3% pada Maret dari tahun sebelumnya setelah jatuh 16,6% pada Februari. Impor untuk Maret turun 1,8% dalam bentuk yuan, dibandingkan dengan penurunan 0,3% pada bulan Februari, kata bea cukai. (Lukman Hqeem)