Bank Dunia revisi pertumbuhan ekonomi Cina

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini menjadi 6,8% dari proyeksi sebelumnya yakni 6,7% pada Oktober. Penaikan proyeksi dilakukan seiring dengan menguatnya konsumsi swasta dan perdagangan luar negeri.

Sayangnya, ditahun 2018 dan 2019 justru diperkirakan akan melambat. Menurut Bank Dunia pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Cina untuk tahun 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 6,4% dan 6,3%.

Hal ini diakibatkan kebijakan moneter yang kurang akomodatif serta upaya pemerintah menahan kredit dan mengendalikan utang. Risiko penurunan utama terhadap proyeksi tersebut adalah utang sektor non-finansial yang masih meningkat serta ketidakpastian seputar harga perumahan.

“Meski terjadi perlambatan baru-baru ini, kredit terus tumbuh jauh lebih cepat daripada PDB. Outstanding bank loan mencapai 150% dari PDB pada November 2017, naik dari 103% pada akhir 2007,” jelas Bank Dunia dalam laporan China Economic Update, seperti dikutip Reuters, Selasa (19/12/2017).

Perekonomian China tumbuh lebih cepat dari perkiraan yakni 6,9% selama sembilan bulan pertama tahun ini, namun kampanye pemerintah Beijing untuk mengurangi risiko pada sektor keuangan telah mendorong naik biaya pinjaman, sekaligus meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan PDB dapat mencapai puncaknya tahun depan.

Namun kuatnya pertumbuhan sepanjang tahun ini telah memberi kesempatan bagi para pembuat kebijakan untuk mempercepat upaya penurunan utang. “Hal tersebut kemungkinan muncul dengan mengorbankan pertumbuhan PDB yang lebih lambat dalam jangka dekat meski akan memperbaiki prospek ekonomi jangka panjang China,” lanjut Bank Dunia.

Menurut laporan tersebut, risiko eksternal terhadap ekonomi China mencakup potensi kebijakan perdagangan yang lebih ketat di negara-negara ekonomi maju serta ketegangan geopolitik. (Lukman Hqeem)