ESANDAR – Ekspansi terpanjang dalam sejarah AS berakhir pada bulan Februari ketika ekonomi jatuh ke dalam resesi yang dalam, menurut sebuah kajian terkini. Biro Riset Ekonomi Nasional pada hari Senin (08/06/2020) mengatakan ekspansi 128 bulan – penanggalan terpanjang hingga 1854 – terhenti pada Februari. Resesi juga dimulai pada bulan yang sama.
NBER, adalah kelompok riset swasta yang dipimpin oleh para ekonom terkemuka negara itu, telah lama dianggap sebagai penengah resmi untuk menentukan kapan siklus bisnis dimulai dan berakhir.
Hasil kajian tersebut tidak mengejutkan. Pasalnya, virus Corona mulai membebani A.S. pada bulan Februari dan pandemi itu melanda pada bulan Maret, yang menyebabkan kuncian nasional yang menutup sebagian besar ekonomi. Tingkat pengangguran melonjak pada bulan April ke level tertinggi pada rekor di 14,7% dan lebih dari 45 juta aplikasi telah diajukan untuk tunjangan pengangguran.
Ekonomi telah jatuh ke dalam resesi yang sedemikian dalam sehingga beberapa peramal memperkirakan penurunan rekor 40% dalam produk domestik bruto pada kuartal kedua. Pada kuartal pertama, ekonomi mengalami kontraksi 4,8%, salah satu penurunan terdalam dalam catatan.
Resesi biasanya didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut dari PDB negatif, tetapi NBER memiliki kelonggaran untuk memperhitungkan kedalaman kontraksi, seberapa cepat terjadi dan seberapa besar perekonomian dipengaruhi.
Berdasarkan pendekatan itu, menurut kelompok itu, ekonomi AS telah memasuki resesi beberapa bulan lalu.
Dengan semua negara membuka kembali lagi ke tingkat tertentu, ekonomi mungkin sudah mulai pulih. Secara teknis ekspansi baru mungkin sedang berlangsung, yang berarti resesi telah berakhir. Indek Dow Jones, telah melonjak dalam sebulan terakhir dengan harapan bahwa rebound akan datang.
Meski demikian, menurut Scott Brown dari Raymond James, resesi kemungkinan berakhir pada bulan April. Namun itu hanya berarti ekonomi mulai tumbuh lagi dan bukan berarti ekonomi telah pulih.