ESANDARm Jakarta – Indek bursa saham Korea Selatan, KOSPI berakhir lebih rendah pada hari Rabu (28/02/2018) karena penjualan investor besar, mengikuti hasil kerugian di Wall Street. Won sendiri jatuh terhadap dolar.
Indeks Harga Saham Gabungan Korea, KOSPI turun 28,78 poin atau 1,17 persen menjadi 2.427,36. Pada hari Selasa, rata-rata industri Dow Jones kehilangan 1,16 persen, dengan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 1.23 persen.
Bagi para investor besar, mereka lebih bercermin pada hasil perdagangan di Wall Street. Investor besar banyak yang membuang saham senilai 261 miliar won (US $ 241,3 juta), sehingga menjadi sentiment pemberat pada indeks utama. Investor asing menjual senilai 10,1 miliar won. Sementara investor Individu justru melakukan aksi beli senilai 258 miliar won saham, sehingga mampu menjaga indeks dari jatuh lebih jauh.
Pasar A.S. turun karena penilaian optimis Jerome Powell tentang ekonomi terbesar di dunia menaikkan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat tahun ini. “Pandangan pribadi saya terhadap ekonomi telah menguat sejak Desember,” Powell mengatakan dalam kesaksian kongres pertamanya pada hari Selasa ketika ditanya sejauh apa prospek ekonomi AS dan seberapa cepat The Fed harus memperketat kebijakan moneternya. Komentar Powell ini secara luas dilihat sebagai hawkish, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan di pasar AS.
Saham-saham unggulan ditutup beragam, dimana saham Samsung Electronics Co memimpin penurunan, turun 0,68 persen menjadi 2.353.000 won. No 2 chipmaker SK hynix Inc turun 2,41 persen menjadi 76.800 won. Di antara saham-saham unggulan, produsen mobil papan atas Hyundai Motor Co naik 0,31 persen menjadi 161.500 won, dan Celltrion, sebuah perusahaan bioteknologi utama, naik 0,57 persen menjadi 353.000 won.
Mata uang lokal ditutup pada 1.082,80 won terhadap dolar A.S., turun 11,50 won dari penutupan sesi sebelumnya.
Harga obligasi, yang bergerak terbalik terhadap yield, ditutup melemah. Imbal hasil Obligasi 3T naik 0,8 basis poin naik menjadi 2,266 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah lima tahun acuan menambahkan 1,1 basis poin menjadi 2,519 persen. (Lukman Hqeem)