ESANDAR, Jakarta – Bursa saham di beberapa pasar Asia Pasifik kembali berbalik dari penurunan awal Kamis karena minat terhadap peluang beli murah mulai mendorong kembali aksi beli ditengah kekhawatiran akan terjadinya proteksionisme dalam perdagangan AS.
Bursa saham di Jepang dan Hong Kong yang pada awalnya turun lebih dari 1% menyusul penurunan Indek saham utama A.S. semalam, berbalik arah naik. Sejumlah investor merasa overselling, sehingga mereka kemudian melakukan aksi beli kembali. Hal ini mendorong Nikkei dan Hang Seng kembali ke wilayah positif. Disisi lain, pemulihan bursa Hong Kong juga dibantu oleh arus selatan dari perdagangan di bursa saham Cina daratan.
Rasa pesimisme sempat muncul diawal sebagian besar perdagangan hari ini. Kondisi ini berasal dari penurunan ketiga kalinya berturut-turut dalam saham industri utama di AS. pasar was-was dengan implikasi kebijakan perdagangan proteksionisme AS. Sementara itu, Departemen Perdagangan AS juga mengatakan pada hari Rabu bahwa bisnis A.S. berusaha menghindari masalah tarif mengingat kenaikan persediaan yang mereka impor akan menghadapi rintangan tinggi. Penurunan yang mengejutkan justru terjadi pada penjualan ritel A.S. Hal ini sementara waktu mampu member pukulan pada sejumlah emiten di sektor itu.
Indek Nikkei, terdorong kembali ke wilayah positif dibantu oleh penurunan yen dari level tertinggi. Nikkei naik 0,1% dan dolar dalam perdagangan JPYUSD, berada di atas ¥ 106, dari titik terendah awal di ¥ 105,83. Saham perusahaan besar Cina yang diperdagangkan di bursa Hong Kong, seperti Tencent naik 0,9%, membawa kenaikan minggu ini menjadi 4,6%. Saham Ping An juga naik 3%. Indeks Korea Selatan Kospi naik dari area negatif menjadi positif.
Kedepan, perdegarakan pasar masih akan berlangsung dalam kisaran seperti saat ini. Pasar masih akan menunggu sejauh mana tindakan yang akan diambil oleh Presiden Donald Trump, terkait masalah proteksionisme ini.
Disisi lain, Presiden Donald Trump berpeluang menepati janjinya dan akan menetapkan tariff baru yang signifikan dari produk-produk Cina yang masuk ke AS. Tindakan AS yang demikian ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran pihak. Xi Jinping adalah orang kuat, dan tentu tidak akan tinggal atau menghindar jika Trump bersikap agresif ke Cina.
Sebaliknya, Cina diperkirakan tidak akan melakukan tindakan agresif jika kenaikan tariff impor hanya berlaku di komoditi baja dan almunium. Pasalnya, ekspor Cina ke AS atas dua komoditi ini sangat kecil. Namun, Cina mungkin akan agresif jika tariff impor dinaikan bukan hanya pada baja dan aluminium saja.
Dari pasar komoditi dilaporkan bahwa harga Minyak berjangka naik, melanjutkan kenaikan moderat di pada hari Rabu. Penurunan tajam dari perkiraan di stok bahan bakar A.S. melebihi kekhawatiran kenaikan persediaan minyak mentah. Sementara harga emas dan perak juga naik. (Lukman Hqeem)