ESANDAR – Indek Nikkei Jepang pada hari Rabu (02/12/2020) merosot karena aksi ambil untung, meskipun pasar saham Tokyo didukung oleh harapan investor untuk stimulus tambahan dan dorongan ekonomi dari peluncuran vaksin virus corona yang diharapkan. Indek bursa saham Nikkei merosot 0,1% menjadi 26.756,37 setelah menyentuh tertinggi 29-1 / 2 tahun di awal sesi.
Nikkei saat ini sangat dekat dengan 27.000, investor menjadi sedikit berhati-hati. Sejumlah kabar baik masih menjadi sentiment yang bisa mendorong kenaikan lebih lanjut, namun pasar berhati-hati menyikapi kemungkinan banyaknya aksi jual akibat ambil untung. Pun demikian, diyakini koreksi ini tidak akan jatuh banyak.
Kenaikan yang terjadi juga didapatkan dari momentum ketika sejumlah politisi AS mengajukan banyak proposal tentang paket bantuan virus korona setelah kebuntuan partisan selama sebulan. Harapan bahwa vaksin dapat mengurangi perlunya pembatasan sosial yang ketat tahun depan juga menopang pasar, terutama pangsa nilai.
Saham Honda Motor naik 4,0% sementara Takeda Pharmaceutical bertambah 2,8% dan pengecer Seven & i Holdings naik 2,8%.
Nikkei tertekan oleh penurunan sebesar 3,4% pada saham Recruit Holdings, yang mengatakan pemegang sahamnya akan menjual saham perusahaan senilai 416,8 miliar yen ($ 4 miliar) kepada investor luar negeri. Beberapa saham dengan pertumbuhan kapitalisasi besar lainnya dirusak oleh aksi ambil untung, dengan Sony merosot 1,9% dan Hoya kehilangan 1,9%.
Ito en juga kehilangan 3,8% setelah perusahaan minuman itu memangkas prospek laba bersih tahunannya lebih dari setengah.
Nishimatsuya Chain turun 3,2% setelah peningkatan pendapatan pengecer pakaian anak-anak itu mendorong aksi ambil untung dari perolehan saham sebesar 60% sepanjang tahun ini.
Data ekonomi Jepang terkini menunjukkan bahwa penyerapan kerja turun 5,5% setelah angka penjualan di level pengecer pakaian pada bulan November tumbuh 8,6% tetapi tidak sesuai ekspektasi pasar.