ESANDAR – Perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China memiliki efek yang lebih besar pada ekonomi AS dari yang diperkirakan, bahkan bisa memunculkan risiko resesi, demikian pernyataan Goldman Sachs Group Inc. pada hari Minggu (11/08/2019).
Dalam sebuah catatan kepada kliennya, analis Goldman yang dipimpin oleh kepala ekonom AS Jan Hatzius mengatakan kesepakatan perdagangan antara AS dan China tidak lagi diharapkan sebelum pemilihan presiden 2020.
Ia mengatakan bahwa saat ini setidaknya akan ada 0,6% hambatan pada ekonomi AS karena perkembangan perang dagang, naik dari perkiraan sebelumnya 0,2%. “Kekhawatiran bahwa perang perdagangan akan memicu resesi yang tumbuh,” kata Hatzius dalam catatan itu.
Dijelaskan olehnya bahwa mereka juga menurunkan perkiraan pertumbuhan kuartal keempat AS sebesar 20 basis poin menjadi 1,8%, dengan mengatakan perang perdagangan membebani perekonomian.
“Secara keseluruhan, kami telah meningkatkan perkiraan kami tentang dampak pertumbuhan perang dagang,” tulis Hatzius. “Penggerak dari perubahan sederhana ini adalah bahwa kita sekarang memasukkan perkiraan efek sentimen dan ketidakpastian dan bahwa pasar keuangan telah merespons terutama berita perdagangan baru-baru ini.”
Ketidakpastian yang disebabkan oleh perang perdagangan dapat menyebabkan bisnis mengurangi pengeluaran sampai ketegangan diselesaikan, kata laporan itu. “Terkait, efek sentimen bisnis dari meningkatnya pesimisme tentang pandangan dari berita perang perdagangan dapat menyebabkan perusahaan untuk berinvestasi, merekrut, atau memproduksi lebih sedikit,” tulis Hatzius.
Analis Goldman tersebut mengatakan mereka mengharapkan Presiden Donald Trump untuk melakukan ancamannya untuk mengenakan tarif 10% pada tambahan $ 300 miliar dalam ekspor Cina mulai 1 September. (Lukman Hqeem)