ESANDAR – Dolar AS justru melonjak ke level tertinggi selama lebih dari dua tahun terakhir dimana bursa saham AS berguguran setelah Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyatakan adanya pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada hari Rabu (31/07/2019). Dalam pernyataannya, Jay mengatakan bahwa pemangkasan ini sebagai “penyesuaian pertengahan siklus terhadap kebijakan. Pernyataan inilah yang dianggap pasar sebagai sesuatu yang tidak menyiratkan kelanjutan langkah pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Pernyataan yang dianggap kurang hawkish ini sontak mengecewakan pasar. Beberapa pelaku pasar memang nyata-nyata mengharapkan Fed untuk membiarkan pintu tetap terbuka bagi pemotongan lebih lanjut, bahkan pemotongan sebesar 50 basis poin sekalipun setelah pertemuan ini. Kekecewaan pasar mengirimkan sentiment negatif pada perdagangan bursa saham AS dan mengirim indeks bursa ke posisi terendah dan dolar AS melonjak.
Indek Dow Jones turun 333,75 poin atau 1,23 persen, menjadi 26.864,27. Indek S&P 500 merosot 32,8 poin atau 1,09 persen, menjadi 2.980,38 dan Nasdaq turun 98,20 poin atau 1,19 persen, menjadi 8.175,42.
Dalam perdagangan mata uang, Dolar AS bergerak naik tajam oleh aksi risk aversion investor. Dolar AS bahkan bisa menahan upaya naik kembali Poundsterling, meskipun mata uang Inggris ini akhirnya masih tercatat unggul tipis atas Dolar AS setelah empat hari penurunan yang cukup mencemaskan para pialang. Pada perdagangan GBPUSD naik sebanyak 0,8% terhadap dolar AS di dekat $ 1,2250 tetapi diperdagangkan terakhir di $ 1,2162, atau naik 0,09 persen pada hari Rabu. Pound menunjukkan kinerja bulanan terlemah terhadap dolar sejak Oktober 2016. Indeks dolar AS sendiri tercatat naik 0,52 persen, dimana hal ini mendorong Euro turun 0,71 persen menjadi $1,1077.
Dolar AS menguat sebagian karena Fed mengakui pasar tenaga kerja yang kuat, tanda-tanda wajar pertumbuhan moderat baru-baru ini. Sentimen bullish dolar AS masih berlanjut meski perhatian pasar mulai terbelah ke beberapa data manufaktur mulai dari China hingga AS. Agenda penting lainnya pengumuman keputusan kebijakan moneter Bank of England. (Lukman Hqeem)