ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS beringsut turun diakhir perdagangan Jumat (05/07/2019) namun mencatatkan kinerja mingguan yang cemerlang. Ketiga indek bursa saham utama berakhir didekat posisi tertinggi sepanjang masanya.
Bursa saham AS jatuh setelah rilis data pekerjaan yang lebih kuat mengurangi harapan untuk kebijakan moneter Federal Reserve yang lebih mudah. Indek Dow Jones turun 16 poin, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite sedikit berubah. Dalam kinerja mingguan, Indek Dow Jones naik 1,2%, S&P 500 naik 1,7% dan Nasdaq naik 1,9%.
Laporan kondisi lapangan kerja AS meyakinkan investor bahwa ekonomi domestik solid. Namun demikian, The Fed masih berpeluang untuk memangkas suku bunga sebagai “asuransi,” jika data tentang ekonomi AS mulai mengambil langkah serius menjadi lebih buruk.
Pasar tenaga kerja AS memang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan terbaiknya tahun ini di bulan Juni. Sayangnya pasar masih melihat probabilitas 100% dari penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve berikutnya, ditetapkan untuk 30-31 Juli, dan harapan ini membantu untuk mendorong saham ke rekor tertinggi.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa ada penambahan pekerjaan dibulan Juni sebesar 224.000 pekerjaan di sektor non pertanian. Hasil ini mampu meningkat diatas pertumbuhan yang lemah dibulan dengan hanya mencatatkan penambahan pekerjaan sebanyak 72.000 pekerjaan. Hasil ini juga tetapi pertumbuhan lapangan kerja pada tahun 2019 telah rata-rata 172.000 pekerjaan per bulan, jauh di bawah rata-rata 2018 di 223.000 per bulan , menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS mungkin setidaknya kembali ke nilai rata-rata setelah dorongan tahun lalu.
Data pasar tenaga kerja cenderung menjadi indikator yang tertinggal, sementara lebih banyak data berwawasan ke depan masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melemah karena pendekatan Trump terhadap kebijakan perdagangan merusak kepercayaan bisnis dan pengeluaran secara global.
Di luar pasar tenaga kerja, data ekonomi telah memburuk secara signifikan. Pada bulan Juni, indeks manufaktur IHS Markit turun menjadi 50,1, angka terburuk sejak 2009, sementara indeks manufaktur ISM turun ke angka terendah sejak akhir 2016 dengan penurunan ke angka 51,7. Angka di atas 50 dianggap sebagai ekspansi dalam aktivitas pabrik, tetapi ukuran manufaktur telah turun terus sejak pertengahan 2018. (Lukman Hqeem)